Salin Artikel

Cara Pengemudi Ojek "Online" Waspadai Aksi Penjambretan

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi penjambretan marak terjadi di sejumlah wilayah di DKI Jakarta pada beberapa waktu terakhir.

Kasus teranyar terjadi di Cempaka Putih pada Minggu (1/7/2018) lalu dan memakan korban jiwa. Seorang penumpang ojek online meninggal dunia setelah terjatuh ketika mempertahankan barang berharganya.

Berkaca dari kasus tersebut, Firman, pengemudi ojek online menilai, aksi penjambretan bisa dicegah dengan meminimalisir penggunaan telepon genggam ketika berkendara.

"Sebisa mungkin jangan sering-sering buka hp pas lagi jalan terutama. Takutnya kan kita lagi lihat handphone terus disamber, kan bahaya juga buat kita," kata Firman, kepada Kompas.com, Selasa (3/7/2018).

Ia menambahkan, penumpang ojek online juga perlu meminimalisir penggunaan telepon genggam. Sebab, dia menilai penumpang lah yang lebih sering menggunakan telepon genggam ketimbang mereka.

"Ya penumpang juga harus hati-hati lah. Kadang kitanya sudah disiplin, kalau penumpangnya bandel ya susah juga," kata dia.

Namun, ia merasa tak bisa meminta penumpangnya untuk tidak memainkan telepon genggam saat dalam perjalanan.

"Saya enggak enak juga lah kalau ngelarang-larang, namanya penumpang ya kan. Jadi, ya kesadaran masing-masing saja," kata dia.

Indra, pengemudi ojek online lain mengaku berupaya mengidentifikasi lokasi dan waktu yang rawan jambret untuk keselamatan dirinya dan penumpang.

"Kita kan sudah tahu nih tempat-tempat mana yang rawan, terus kalau malam juga lebih rawan. Ya kitanya jaga diri saja, enggak berlaku macam-macam supaya enggak kena jambret," kata pengemudi ojek online asal Bekasi itu. 

Walau begitu, Indra tak begitu takut dengan aksi penjambretan. Ia pun tidak menyiapkan hal khusus guna menghindarinya.

"Kalau kita ojek online mah tiap hari enggak merasa ketakutan, karena sudah setiap hari. Secara persiapan yang khusus enggak ada, kita berserah diri saja," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/03/19361861/cara-pengemudi-ojek-online-waspadai-aksi-penjambretan

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke