"Dia takut kalau pas naik motor. Dia tanya 'nanti ada yang ngelempar aku lagi enggak, Bu?'" ujar F melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (24/7/2018).
PF dan suaminya mencoba menghilangkan trauma RA dengan mengajaknya berbicara sambil memberitahu langkah apa yang harus dilakukan untuk menghindari kejadian itu agar tidak terulang.
Kepada RA, F mengatakan bahwa akan lebih aman jika setiap berkendara, RA menggunakan helm untuk melindungi kepalanya.
Pendekatan itu membuat RA sedikit demi sedikit telah memberanikan diri untuk mau menaiki sepeda motor. F juga masih rutin mengajak RA untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
"Kami masih kontrol kok. Untuk trauma, ya paling kami bilang sekarang jangan sampai lupa lagi malas-malas pakai helm biar enggak kelempar lagi," ujar F.
Hingga saat ini, polisi masih enggan memberitahu perkembangan kasus RA.
Kompas.com telah mencoba mengkonfirmasi perkembangan kasus tersebut kepada Kapolres Depok AKBP Didik Sugiarto dan Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Bintoro sejak Jumat pekan lalu.
Namun, hingga saat ini keduanya tidak merespons telepon atau pesan WhatsApp yang dikirimkan. Polisi telah melakukan olah tkp dan memeriksa sejumlah saksi yang berada di lokasi tersebut. Polisi juga telah menyebar sketsa wajah terduga pelaku.
Dari keterangan ayah RA, yaitu HP, kejadian tersebut terjadi Jumat (15/6/2018) pukul 22.00 WIB saat dia, F, dan RA melintas dengan sepeda motor Honda Vario menuju arah Margonda.
Saat melintas, dari arah sebelah kiri HP melihat seorang laki-laki dengan perawakan sedang, berusia sekitar 43 tahun, tiba-tiba mengambil konblok dan langsung melempar HP dan keluarganya.
Wajah RA terkena lemparan batu dan mengalami pendarahan. RA kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/25/06041931/bocah-korban-pelemparan-batu-di-depok-trauma-saat-naik-motor