Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) turut membantu proses pembersihan. Pada Minggu (31/3/2019), kawasan ini habis direndam banjir lantaran jebolnya tanggul Jatipadang.
Saat menelusuri jalanan pemukiman di sana, Kompas.com mendapati sebuah rumah warga yang pintu depanya terbuka. Di iruang tengah rumah tersebut terlihat beberapa lembar ijazah dan rapor dalam kondisi basah tergeletak tak beraturan di lantai
Saat ingin menengok rumah tersebut, seketika pemilik rumah tersebut datang. Dia adalah Sri (72).
"Iya ini pada kerendam ijazahnya, jadi dikeringkan dulu. Habisnya enggak keburu diselamatin. Tiba-tiba langsung datang air gede banget," cerita Sri kepada Kompas.com.
Sri mengangkat lembar per lembar kertas ijazah tersebut. Ada Ijazah SD, SMP, hingga SMA.
"Tuh masih pada basah. Lepek banget. Tapi rata-rata ini fotokopian yang dilegalisir. Yang asli untungnya sudah di-laminating," katanya.
Terlihat beberapa tulisan di dalam kertas sudah pudar karena terkena air. Kondisi kertas pun ringkih, sangat mudah terurai.
Sambil kembali menaruh ijazah itu di lantai, dia mengatakan bahwa lembaran kertas yang tersebut milik anaknya yang bernama Rina Wulandari dan cucunya Tiara Rahmatika.
"Kalau yang SMA ini punya anak saya. Nah, yang satu lagi ini punya cucu saya. Cucu saya mah masih kelas 3 SMP. Kalau anak saya sudah lulus SMA," terangnya.
Dia mengaku tidak sempat menyelamatkan barang berharga ketika masuknya air yang deras dari tanggul yang bocor. Tidak ada terbesit dalam pikiranya untuk menyelamatkan harta benda apa lagi surat berharga. Sri berusaha menyelamtakan sang cucu yang ada dipelukanya saat itu.
"Kemarin pas kejadian saya lagi pada tiduran di bawah sama cucu sekitar jam 15.00 sore. Tiba-tiba ada yang teriak 'Mba, Mba buruan Mba, ada air keluar'. Tahu-tahunya benar tiba-tiba ada air dari arah sana tuh, deras banget kaya tsunami," katanya.
Air dengan derasnya menyusuri jalanan depan rumah Sri, sampai masuk ke dalam rumahnya. Alhasil, barang-barang di dalam rumahnya ikut terendam.
Namun, dia menceritakan bahwa banjir bukan lagi perkara baru yang terjadi di daerah itu. Selama puluhan tahun dirinya tinggal disana, banjir memang kerap terjadi di sana.
"Haaah, di sini memang sering banjir, Dek. Dari saya tinggal di sini sudah lama, dari semua ini masih tanah," katanya.
Saat ditanya kapan saja peristiwa banjir tersebut terjadi, sesekali dirinya mengerutkan dahi sambil melihat ke atas untuk kembali mengingatnya.
Sri sudah tidak ingat persis kapan dan berapa kali banjir terjadi di rumahnya. Namun, yang dia ingat masalah banjir selalu terjadi karena jebolnya tanggul.
Sri ingin bisa hidup nyaman, jauh dari banjir layaknya orang pada umumnya. Dia hanya berharap supaya pemerintah mau serius membenahi tanggul agar banjir tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Mudah-mudahan nggak banjir lagi, biar aman aman tinggal disini," tutupnya
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/02/06445201/saat-seorang-nenek-keringkan-ijazah-anak-dan-cucunya-yang-terendam-banjir