Dalam operasional bus listrik, iklim mempengaruhi baterai yang digunakan.
"Dia bangun bus listrik untuk iklim seperti Indonesia, iklim tropis itu lebih challenging dari segi baterai, karena AC-nya lebih gede bebannya," ujar Agung di Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Agung mengatakan, negara-negara lain dengan iklim serupa juga menggunakan bus dari China.
Bahkan, 95 persen bus listrik yang beroperasi di dunia diproduksi di China.
"Sekarang misalnya di Singapura juga dari China, jadi kenapa kami uji coba, seberapa siap sih baterai untuk meng-handle beban performa AC yang lebih tinggi dibanding negara Eropa," katanya.
Bus listrik yang akan diuji coba di Jakarta memiliki baterai dengan kapasitas pengisian daya empat jam untuk perjalanan 200 kilometer.
Menurut rencana, bus listrik akan diuji coba di rute Senayan-Thamrin, dalam waktu dekat.
Pada tahap awal, PT Transjakarta telah mengumumkan kerja samanya dengan tiga perusahaan penyedia jasa bus listrik.
Ketiga penyedia itu adalah produsen lokal Mobil Anak Bangsa (MAB) dan dua pihak asing, yakni BYD asal China dan RAC-Danfoos dari Finlandia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/05/19423251/pemprov-dki-kembali-uji-coba-bus-dari-china-ini-alasannya