Pria 45 tahun ini menenteng puluhan tikar coklat di tangan kanannya. Ia sembari berteriak menjajakan barang dagangannya tersebut.
"Tikar-tikar ayo buat duduk," ucap Heri.
Dagangan Heri laris diserbu ibu-ibu. Dari puluhan tikar, dalam hitungan menit hanya tersisa lima tikar di tangannya.
Heri merupakan salah satu dari banyaknya pedagang yang meraup rezeki di tengah aksi massa di sekitar Gedung MK.
Namun, dagangan yang ditawarkan Heri terbilang berbeda yakni tikar yang bisa digunakan untuk duduk.
Dagangan ini laris terjual untuk massa beristirahat.
Mereka nampak duduk-duduk di trotoar maupun di jalan yang ditutup serta di atas rumput.
Dagangan Heri semakin laris lantaran tak ada "pesaing" lainnya dengan dagangan serupa.
Tikar Heri dihargai cukup terjangkau, Rp 10.000 per lembar.
"Saya baru datang jam 14.00, tetapi alhamdulillah sudah laku 22 (tikar)," kata Heri.
Ia mengaku memang selalu berjualan tikar di lokasi aksi unjuk rasa.
Alasannya sederhana, karena biasanya banyak yang membeli barang dagangannya.
"Kalau ada aksi saya selalu jualan. Kalau hari biasa jualan di tempat wisata, ya paling di Monas sih," ucapnya.
Pria yang bertempat tinggal di Tanah Abang tersebut berharap aksi massa berjalan damai.
"Harapan, semoga lancar saja walaupun sering ada aksi," tuturnya singkat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/14/16390451/cerita-pedagang-tikar-raup-untung-dalam-aksi-unjuk-rasa-mk