Salin Artikel

Ibu Hamil yang Terima Obat Kedaluwarsa Sebut Puskesmas Kamal Muara Tahan Obat RS

Novi bercerita, setelah pihak puskesmas mengakui telah memberikan obat kedaluwarsa kepadanya, Kepala Puskesmas langsung merujuk Novi ke RS BUN.

Pihak Puskesmas mengurus seluruh administrasi hingga akhirnya dilakukan USG terhadap Novi.

Dokter saat itu menyatakan bahwa anak yang dikandung Novi dalam keadaan sehat.

Mual, muntah dan pusing yang dialami Novi disebutkan dokter merupakan dampak dari keracunan obat.

Selepas pemeriksaan, kepala Puskesmas kemudian mengambil obat yang diberikan dokter lalu mengantarkan Novi dan suaminya, Bayu Randi Dwitara (19), pulang.

"Dari USG itu dalam perjalan pulang, Kepala Puskesmas itu bilang katanya dari USG itu kita (Puskesmas) sudah selesai tanggung jawab," ucap Novi.

Berdasarkan pengakuan Novi, Kepala Puskesmas Kamal Muara saat itu meminta mereka menandatangani surat perjanjian yang berisi apabila terjadi apa-apa di kemudian hari, hal itu bukan tanggung jawab Puskesmas. Namun, Novi tidak setuju.

"Kita kan keinginannya sampai lahiran enggak ada kecacatan apa-apa gitu. Tapi dari RS kemarin, perjalanan pulang, dia (Kepala Puskesmas) itu minta udah sampai disitu, dia minta hitam di atas putih," tuturnya.

Sementara itu, Bayu menambahkan, apabila tak mau sepakat, pihak Puskesmas tidak akan memberikan obat itu.

Meski begitu, Bayu dan Novi tetap menolak menandatangani perjanjian tersebut.

Pada Kamis (15/8/2019) malam, didampingi seorang kuasa hukum bernama Pius Situmorang, mereka melaporkan pemberian obat kedaluwarsa itu ke Polsek Metro Penjaringan.

Laporan mereka diterima Polisi dengan nomor LP 940/K/VIII/2019/SEK PENJ atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

"Udah gini, kepala puskesmasnya datang kesini (rumah Novi), minta maaf lagi bilang mau memenuhi, mau menanggung semua biaya sampai lahiran begitu," ujar Novi.

Peristiwa itu terjadi keesokan harinya, setelah Novi melapor ke Polisi.

Ketua RW setempat menanyakan kenapa obat dari rumah sakit belum diberikan. Kepala Puskesmas beralasan lupa.

Namun, setelah upaya mediasi usai, ujar Novi, pihak Puskesmas tetap tidak memberikan obat tersebut.

Bantahan Puskesmas

Di sisi lain, Dr. Agus Arianto Haryoso, Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan yang membawahi Puskesmas Kamal Muara membantah pihaknya menahan obat yang diberikan RS BUN kepada korban.

"Soal isu Puskesmas Kelurahan Kamal menahan obat pasien yang dari rumah sakit karena tidak terjadi kesepakatan itu tidak benar," ujar Agus.

Ia mengakui memang sempat terjadi dialog yang bersifat emosional antara Kepala Puskesmas dengan keluarga Novi sewaktu di perjalanan pulang.

Setiba di sekitar rumah, Novi beserta suaminya langsung pulang ke rumah sehingga obat tersebut lupa diberikan.

"Namun Kepala Puskesmas Kelurahan Kamal Muara menitipkan kepada bidan. Nanti kalau ada yang mau ambil obat tolong disampaikan," ucapnya.

Ketika ditanya apakah obat tersebut sudah diberikan kepada Novi, Agus menjawab, obat tersebut sudah diberikan pada Jumat pagi, tanpa ada masalah.

Namun ketika wartawan menyebutkan pengakuan keluarga belum menerima obat tersebut, Agus menjawab, "Nanti kami cek lagi, yang jelas kami nggak nahan. Nanti obatnya kami berikan. Bukan karena enggak ada kesepakatan terus obatnya ditahan, itu enggak benar."

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/17/10590201/ibu-hamil-yang-terima-obat-kedaluwarsa-sebut-puskesmas-kamal-muara-tahan

Terkini Lainnya

Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Megapolitan
Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Megapolitan
Jaksa: Panca Darmansyah Lakukan KDRT ke Istri karena Cemburu

Jaksa: Panca Darmansyah Lakukan KDRT ke Istri karena Cemburu

Megapolitan
Tutup Akses Jalan Rumah Warga, Ketua RT di Bekasi: Dia Tak Izin, ini Tanah Saya

Tutup Akses Jalan Rumah Warga, Ketua RT di Bekasi: Dia Tak Izin, ini Tanah Saya

Megapolitan
DPW PSI Terima Berkas Pendaftaran Achmad Sajili sebagai Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

DPW PSI Terima Berkas Pendaftaran Achmad Sajili sebagai Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Megapolitan
Protes Iuran Tapera, Karyawan Swasta: Kami Sudah Banyak Potongan!

Protes Iuran Tapera, Karyawan Swasta: Kami Sudah Banyak Potongan!

Megapolitan
Pegi Jadi Tersangka, Kakak Kandung Vina: Selidiki Dulu Lebih Lanjut!

Pegi Jadi Tersangka, Kakak Kandung Vina: Selidiki Dulu Lebih Lanjut!

Megapolitan
Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana terhadap 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana terhadap 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke