Salin Artikel

Pemprov DKI Akan Tanam Tabebuya, Tiap Wilayah Warna Bunganya Berbeda

"Jakarta Pusat warna tabebuyanya pink, di Jakarta Selatan ungu, di Jakarta Utara kuning, sehingga setiap wilayah itu mempunyai ciri khas," ujar Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (20/8/2019).

Suzi menyampaikan, pohon tabebuya itu nantinya akan ditanam di taman-taman dan jalan protokol.

Menurut dia, Dinas Kehutanan sebenarnya sudah menanam tabebuya. Namun, yang ditanam baru tabebuya dengan bunga berwarna kuning.

Dinas Kehutanan juga sudah menanam 45 pohon tabebuya di bawah Simpang Susun Semanggi dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 RI.

Suzi menyampaikan, penanaman tabebuya di Jakarta tidak akan kalah dengan Kota Surabaya yang juga sudah menanam pohon tersebut.

"Insya Allah (tidak kalah dengan Surabaya)," kata dia.

Selain tabebuya, Dinas Kehutanan DKI juga akan menanam tanaman penyerap polutan. Salah satunya, yakni bougenville.

"Bougenville itu termasuk semak perdu yang kategori tertinggi menyerap polutan. Jadi kita tanam itu secara massal," ucap Suzi.

Selain menyerap polutan, lanjut Suzi, bougenville juga berbunga sepanjang tahun, tahan terhadap semua cuaca, dan tidak memerlukan banyak perawatan.

Tanaman-tanaman itu akan ditanam di sekitar trotoar yang dilebarkan, seperti di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Professor Doktor Satrio, Kasablanka, Cikini, hingga Kemang.

"Yang akan kita angkat, tropical plant-nya itu. Jadi kita banyak beraneka ragam. Di Jakarta Utara juga nanti akan menanam oleander, hanya Jakarta Utara yang punya oleander," tutur Suzi.

Dinas Kehutanan DKI Jakarta telah mengalokasikan anggaran Rp 9,9 miliar untuk pengadaan berbagai jenis tanaman tersebut. Anggaran itu rencananya akan ditambah.

Tabebuya di Surabaya

Bunga dari pohon tabebuya yang mirip dengan bunga sakura bermekaran di sejumlah jalan protokol di Surabaya, antara lain Jalan Ahmad Yani, Jalan Darmo, Jalan Raya Gubeng Surabaya, Jalan Mayjend Sungkono, dan Jalan Adityawarman, pada November 2018.

Mekarnya bunga tabebuya itu marak di media sosial. Foto-fotonya viral di media sosial. Warga menyebut, Surabaya bak Negeri Sakura.

Pemerintah Kota Surabaya sebenarnya telah mengembangbiakkan pohon itu sejak tahun 2010. Hasilnya, baru bisa dinikmati akhir tahun lalu. Warga disuguhi pemandangan layaknya di Jepang.

Tabebuya yang tumbuh di Surabaya memiliki beberapa varian warna, yakni kuning, pink, putih, dan warna ungu. Risma disebut sebagai pencetus awal ide menanam tabebuya.

Bunga tabebuya di Surabaya kembali mekar pada Juli lalu.

Risma menyebut bakal memperbanyak bunga tabebuya di sejumlah sudut Kota Pahlawan.

Tidak hanya di jalan protokol, bunga tabebuya juga akan ditanam di sejumlah taman kota, salah satunya Taman Ngagel Surabaya, yang telah dilengkapi fasilitas jogging track.

Menurut Risma, bunga tabebuya perlu diperbanyak agar masyarakat Surabaya lebih leluasa menikmati indahnya bunga tabebuya dengan beraneka warna.

"Nanti kita adakan penanaman (bunga tabebuya) bareng. Kita sudah ngumpulin seribu lebih, nanti kuat-kuatan nanemnya," kata Risma, Sabtu (27/7/2019).

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/20/20110751/pemprov-dki-akan-tanam-tabebuya-tiap-wilayah-warna-bunganya-berbeda

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke