“Pastinya swastalah, kalau masih daerah Jabodetabek itu swasta,” ujar Bambang di kantor BPTJ, MT Haryono, Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2019).
Bambang menilai kawasan Puncak yang berpotensi mendatangkan wisatawan akan menjadi daya tarik sendiri bagi perusahaan swasta untuk berinvestasi dalam pembangunan monorel maupun kereta gantung.
“Pasti banyak perusahaan yang berani bangun monorel atau kereta gantung, apalagi ini kan daerah wisata,” kata Bambang.
Ia mengatakan, kereta gantung maupun monorel yang nantinya dibangun diharapkan dapat jadi solusi untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak.
Menurut dia, selama ini solusi kemacetan di Puncak hanya berkisar pada rekayasa jalur dan penambahan lajur ketimbang transportasi massal.
Solusi pemerintah untuk menyelesaikan masalah kemacetan di Puncak sudah dicoba dengan berbagai cara seperti satu arah atau one way.
“Jadi sebenarnya itu rencana jangka pendek, kita selama 30 puluh tahun masih menerapkan jalur buka tutup dan itu harus diganti,” kata Budi.
Budi mengatakan, pihak BPTJ masih melakukan kajian transportasi apa yang paling tepat untuk mengatasi kemacetan.
Saat ditanyakan kapan mulai pembangunan transportasi massal berbasis rel di Puncak itu, ia belum memastikan kapan waktunya.
“Masih kami kaji terkait apa yang deal nantinya diterapkan. Kami benahi jalan di Puncak, kerja sama dengan PU, kami mulai dengan pengadaan bus,” tuturnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/29/20075901/bptj-pastikan-monorel-yang-hendak-dibangun-di-puncak-tidak-gunakan-apbn