Salin Artikel

Rasa Terima Kasih Ibu Hamil Korban Obat Kedaluwarsa Puskesmas Kamal Muara kepada Pembaca Kompas.com

Ibu hamil yang menjadi korban pemberian obat kedaluwarsa dari Puskesmas Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara ini berterima kasih atas donasi yang telah diberikan pembaca terhadap dirinya.

"Saya ucapkan terima kasih kepada pembaca Kompas.com memberi kesempatan buka rezeki kepada keluarga kami, semoga donasi tersebut bisa kami manfaatkan dengan sebaiknya," kata Novi kepada Kompas.com di kediamannya, Selasa (3/12/2019).

Novi dan keluarga menerima uang sejumlah Rp 8.381.961 yang didonasikan pembaca Kompas.com lewat Kitabisa.com.

Berdasarkan pemeriksaan terakhir beberapa hari yang lalu di RSUD Cengkareng, dokter menyebutkan bahwa janin Novi saat ini terlalu kecil. Hemoglobin Novi juga terbilang rendah.

Ia diminta dokter untuk mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi untuk memperbaiki kedua hal tersebut. Akan tetapi dalam kondisi ekonomi mereka saat ini sulit, untuk memenuhi hal tersebut. Novi hanya bisa makan-makanan sederhana.

Suami Novi, Bayu Randi Dwitara (19) hingga saat ini belum bisa mendapat pekerjaan. Ia beberapa kali ditolak pabrik karena mengingat kasus obat kedaluwarsa itu masih berjalan di kepolisian.

Bayu menyebutkan bahwa kepolisian masih menunggu anak Novi lahir sebelum memutuskan bagaimana kelanjutan kasus tersebut.

"Pabrik mana pun tanya kasus saya sejauh apa, takut terganggu lagi," ujar Bayu.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bayu terpaksa bekerja serabutan. Kadang ia jadi tukang ojek, membantu pekerjaan tetangga dan lain-lain. Tapi itupun masih belum mencukupi.

Bayu dan Novi juga masih harus menggantungkan hidup mereka ke orang tua Bayu yang bekerja sebagai tukang urut di rumah kecil itu.

Kondisi ini harus terus mereka jalani setidaknya hingga bulan Februari 2020 saat Novi melahirkan anak pertama mereka.

Untungnya, pihak Puskesmas Kamal Muara bersedia bertanggung jawab dengan menjamin biaya pemeriksaan Novi setiap bulan hingga saat lahiran nanti.

Pihak Puskesmas juga telah membantu membuatkan kartu BPJS Kesehatan kepada pasangan suami istri tersebut.

Ditambah lagi donasi yang diberikan oleh pembaca Kompas.com.

"Donasi akan digunakan untuk untuk membeli peralatan bayi, setengahnya untuk sehari-hari, beli makanan bernutrisi juga," ujar Novi.

Perjalanan kisah Novi tenggak obat kedaluwarsa

Adapun Novi menyadari jadi korban pemberian obat kedaluwarsa oleh Puskesmas Kamal Muara pada bulan Agustus 2019 lalu. Novi baru sadar vitamin B6 yang sempat ia konsumsi kedaluwarsa setelah mengalami berbagai kendala kesehatan.

Kala itu Novi sering mengeluh pusing, mual, hingga muntah saat beberapa kali mengkonsumsi obat.

Bayu yang saat itu masih dalam masa percobaan oleh pabrik yang mempekerjakan dirinya terpaksa mangkir dari pekerjaannya selama seminggu penuh untuk menemani sang istri.

Berulang kali mangkir, Bayu akhirnya diberhentikan oleh perusahaan.

Adapun kasus itu dilaporkan Bayu ke Polsek Metro Penjaringan. Dalam proses pengusutan, Bayu, Novi dan pihak Puskesmas sepakat untuk berdamai.

Pihak Puskesmas bersedia bertanggung jawab hingga Novi melahirkan. Akan tetapi hal itu tidak semerta-merta memberhentikan kasus tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/03/15162701/rasa-terima-kasih-ibu-hamil-korban-obat-kedaluwarsa-puskesmas-kamal-muara

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke