Salin Artikel

Mereka yang Urung Pulang Kampung karena Virus Corona...

JAKARTA, KOMPAS.com - Merebaknya wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia, termasuk Jakarta, membuat ruang gerak masyarakat harus dibatasi.

Hal ini untuk menekan angka penyebaran virus asal Wuhan, China itu yang semakin tinggi.

Bahkan pemerintah telah memberikan imbauan agar warga tak pulang kampung supaya tak menyebarkan virus tersebut.

"Jadi, kita di DKI kalau secara imbauan saya sudah menyampaikan dua Minggu lalu jangan pulang kampung, jangan meninggalkan Jakarta demi kebaikan seluruh masyarakat," ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers di Balai Kota yang disiarkan akun Facebook Pemprov DKI Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Atas imbauan dan kondisi saat ini, sejumlah warga akhirnya memilih untuk tak pulang kampung atau mudik.

Salah satunya adalah Refa Juniarti. Ia harus mengurungkan niatnya untuk pulang kampung ke Magelang karena mewabahnya corona.

Karyawati perusahaan swasta ini khawatir, jika dirinya mudik namun tanpa sepengetahuan Ia justru membawa virus.

"Harusnya Mei ini mudik kan karena bulan ramadhan. Tapi sepertinya aku tunda karena aku enggak yakin saat Mei itu sudah berakhir," kata Refa saat dihubungi, Selasa (1/4/2020).

"Aku takutnya justru bawa virus ini, bisa jadi carrier gitu kan. Sayang banget kalau harus menyebarkan ke keluarga apalagi orang tua," lanjutnya.

Refa sebenarnya sangat rindu dengan kampungnya di Jawa Tengah itu. Ia bahkan telah merencanakan untuk mudik sejak tiga bulan lalu.

Orang tuanya juga sempat mendesaknya untuk segera pulang agar dapat berkumpul. Namun, Refa menolak secara halus dan memberikan pengertian.

"Ibu bapak khawatir banget makanya nyuruh pulang apalagi sekarang sudah kerja dari rumah. Akunya malah enggak tega, jadi lebih baik di sini dulu saja sambil memastikan keluarga sehat," kata dia.

Keputusan untuk menunda mudik lainnya datang dari Jihan Purnama.

Wanita 25 tahun ini akhirnya membatalkan niat bertemu keluarga lebih cepat karena wabah Covid-19.

"Sekarang ini kalau warga yang ngeyel mau mudik ya masih bisa. Tapi kalau aku sih no, kita enggak tau loh apa yang ada di tubuh kita. Lalu misalnya setelah 14 hari baru ketahuan ada virus pas udah di kampung kan berabe," ucap Jihan.

Salah satu hal yang paling ia khawatirkan adalah fasilitas kesehatan di kota kecil atau kampung yang tak memadai.

Maka jika warga semakin banyak yang tertular Covid-19 bakal sulit untuk dirawat.

"Kota aku kan kota kecil. Takutnya enggak masif bisa ngerawat pasien corona. Yang di Jakarta saja keteteran kok," ungkapnya.

Ia pun memilih menerapkan imbauan pemerintah untuk physical distancing dan berdiam di rumah sampai keadaan membaik.

Diketahui, hingga Selasa (31/3/2020) kemarin, jumlah pasien positif Covid-19 di DKI sebanyak 741 orang.

Dari 741 kasus, sebanyak 451 pasien masih dalam perawatan sedangkan yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 157 orang.

Kemudian, 49 pasien dinyatakan sembuh dan 94 orang meninggal dunia.

Selain itu, ada pula orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). ODP yang masih dipantau hingga saat ini sebanyak 499 orang.

Sedangkan PDP pada posisi sekarang berjumlah 1.086 orang, 747 masih dirawat, dan 339 sudah pulang atau selesai menjalani perawatan.

Sementara itu, secara keseluruhan ada 1.528 kasus Covid-19 di Indonesia.

Lalu ada 81 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Dan 136 pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/01/09401551/mereka-yang-urung-pulang-kampung-karena-virus-corona

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke