Salin Artikel

Kedelai Mahal, Perajin dan Pedagang Terpaksa Naikkan Harga Tahu dan Tempe

Saat ini harga kedelai berkisar di Rp 9.200 per kilogram dari sebelum berada di kisaran Rp 7.200 per kilogram.

Para pedagang dan perajin tahu dan tempe sempat melakukan mogok beberapa hari untuk memprotes kenaikan harga kedelai itu.

"Makin lama harga kacang (kedelai) makin tinggi. Mau engga mau, (harga jual) naik," ujar Iryono, seorang perajin tempe di rumah produksinya di Jalan Harmonika, Cipondoh, Kota Tangerang, Senin (4/1/2021) siang.

Ia menjelaskan, harga satu lonjor tempe berukuran 100 cm adalah Rp 20.000.

"Satu lonjor (tempe), harganya Rp 15.000. Itu sebelum mogok produksi. Sekarang jadi Rp 20.000," ujar dia.

Iryono mengemukakan, kenaikkan harga jual tersebut dilakukan agar tidak mengurangi ukuran tiap lonjor tempe yang dibuat.

Awalnya, terdapat beberapa pembeli yang menanyakan perihal kenaikan harga tempe yang ia jual.

“Ada pembeli yang kaget. Ada yang nerima. Kalau belum paham kenapa harga naik, ya saya jelasin," paparnya.

Secara terpisah, seorang perajin tahu bernama Nana Suryana mengatakan, dia menaikkan harga jual tahu sebesar Rp 3.000. Mulai Senin kemarin, dia menjual satu kotak tahu seberat 1,2 kilogram dengan harga Rp 33.000.

"Saya baru buat tahu lagi hari ini. Biasa jual Rp 30.000. Sekarang, Rp 33.000," ujar Suryana di pabrik produksi tahu miliknya, Senin.

Harga kacang kedelai yang mahal bukan menjadi satu-satunya masalah yang harus Surya hadapi. Ia mengatakan, pandemi Covid-19 juga menjadi masalah.

Surya merasakan penurunan sangat signifikan dalam hal penggunaan kacang kedelai setiap hari.

"Sebelum pandemi (Covid-19), tiap hari hampir (habiskan) satu ton. Sekarang, jadi (tinggal) 6 sampe 7 kuintal tiap hari," ucap dia.

Sejumlah pedagang tahu dan tempe di Pasar Anyar Tangerang juga mulain harga jual dagangan mereka.

Salah seorang pedagang, Darsih mengemukakan, harga tahu dalam ukuran besar yang dia jual sebelumnya Rp 4.000. Kini dia menjual tahu berukuran sama seharga  Rp 5.000.

"Kalo tempe yang 8 ons harganya Rp 12.000. Dulu (harganya) Rp 8.000. (Tempe) yang 1,1 kilogram sekarang Rp 15.000. Biasanya, Rp 12.000," kata perempuan 53 tahun itu.

Menurut Darsih, walau harga tahu dan tempe naik, masih banyak pembeli yang mencari serta membeli dua produk dari kacang kedelai tersebut.

Para perajin dan pedagang tahu dan tempe berharap harga kacang kedelai bisa turun lagi.

"Harapannya ya mudah-mudahan (harga) kacang kedelai bisa turun. Biar sesuai harganya. Pembeli jadi engga ngerasa kemahalan, engga ketinggian," kata Iryono.

Surya juga memilki harapan yang sama. "Mudah-mudahan harga (kacang kedelai) cepat stabil," katanya.

Langkah Pemkot Tangerang 

Khawatir harga tahu dan tempe tak kunjung turun, Pemkot Tangerang melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang berkoordinasi dengan Pusat Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Puskopti).

"Sudah (berkomunikasi) dengan Puskopti. Tapi belum secara keseluruhan bersama dengan pengusaha tempe. Belum ngumpul," kata Eni Nuraeni, Kepala Bidang Perdagangan Disperpindag Kota Tangerang, Senin kemarin.

Eni membeberkan, pihaknya juga sempat kesulitan menjumpai tahu atau tempe di Kota Tangerang.

"Pasar Sipon, Ampera, Pasar Anyar dan lainnya memang sudah tiga hari ini tempe (dan) tahu langka di pasaran. (Karena) kacang kedelai naik harganya," tambah Eni.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/05/10491901/kedelai-mahal-perajin-dan-pedagang-terpaksa-naikkan-harga-tahu-dan-tempe

Terkini Lainnya

Polisi: Puluhan Warga Bogor Diduga Keracunan Usai Mengkonsumsi Makanan Haul

Polisi: Puluhan Warga Bogor Diduga Keracunan Usai Mengkonsumsi Makanan Haul

Megapolitan
Berburu Klakson “Telolet” Berujung Maut di JPO Jatiasih yang Pagar Kawatnya Berlubang…

Berburu Klakson “Telolet” Berujung Maut di JPO Jatiasih yang Pagar Kawatnya Berlubang…

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Bekerja sebagai Pengamen Jalanan

Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Bekerja sebagai Pengamen Jalanan

Megapolitan
Mertua yang Dianiaya Menantu Ajukan Praperadilan agar Berkas Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan

Mertua yang Dianiaya Menantu Ajukan Praperadilan agar Berkas Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan

Megapolitan
Korban Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 71 Orang

Korban Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 71 Orang

Megapolitan
Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Akan Manfaatkan Waktu untuk Bertemu dengan Warga

Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Akan Manfaatkan Waktu untuk Bertemu dengan Warga

Megapolitan
Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Pastikan Tidak Lagi Gunakan Fasilitas Negara

Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Pastikan Tidak Lagi Gunakan Fasilitas Negara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Harga Tiket Masuk Jakarta Fair 2024 dan Jam Operasionalnya

Harga Tiket Masuk Jakarta Fair 2024 dan Jam Operasionalnya

Megapolitan
Daftar Lokasi Park and Ride di Jakarta dan Tarifnya

Daftar Lokasi Park and Ride di Jakarta dan Tarifnya

Megapolitan
Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke