Mereka berusaha mencari pelanggan baru, tetapi tak jarang telah memiliki pelanggan tetap.
Ya, mereka adalah para pedagang kerupuk keliling. Mereka turut meramaikan riuh ramai Ibu Kota. Dari berjualan kerupuk, mereka bisa menghidupi keluarganya.
Namun, siapa sangka mereka bekerja layaknya pemain sepak bola yang memiliki nilai transfer. Pengelola Pabrik Kerupuk Erna Jaya, Elvin Syahrul Anwar (35), mengatakan, pedagang kerupuk keliling di Jakarta kebanyakan berasal dari Ciamis, Jawa Barat.
"Pedagang kerupuk keliling itu seperti pemain bola. Kita beli pedagang dari mana saja. Kita jual pedagang juga bisa. Jadi seperti sistem transfer pemain bola," ujar Elvin saat ditemui, Senin (1/3/2021) siang.
Pedagang kerupuk keliling biasanya tinggal di mes pabrik. Pengelola pabrik biasanya menyediakan tempat tinggal.
Elvin menyebutkan, setiap pedagang kerupuk kulit memiliki harga yang berbeda. Semakin banyak jaringan pemasaran yang dimiliki pedagang kerupuk kulit maka ia akan semakin mahal harganya.
Kepiawaian pedagang kerupuk kulit dalam memasarkan produknya menjadi daya tarik pemilik pabrik. Elvin mengatakan, pabrik akan rela mengeluarkan uang untuk meminang pedagang yang memiliki jaringan pemasaran yang luas.
"Biasanya pabrik-pabrik baru akan mencari pedagang kerupuk yang banyak langganannya. Jadi supaya cepat laris kerupuknya. Jadi enggak perlu cari langganan lagi," tambah Elvin.
Pabrik kerupuk biasanya hanya menyediakan produknya. Urusan pemasaran memang langsung diserahkan kepada pedagang kerupuk keliling.
Setiap pagi para pedagang kerupuk keliling sudah mulai keluar dari pabrik. Mereka biasanya kembali pada siang hari untuk menyiapkan kerupuk untuk diantarkan esok hari.
Elvin menyebutkan, setiap hari pedagang kerupuk keliling akan menempuh rute yang berbeda. Mereka biasanya memiliki jadwal untuk mengantarkan kerupuk ke para langganannya.
Di Pabrik Kerupuk Erna Jaya, pedagang kerupuk diperlakukan seperti mitra, bahkan keluarga. Semua kebutuhan berdagang kerupuk kulit seperti sepeda diberikan.
"Jadi istilahnya, semakin banyak jaringan semakin mahal. Pabrik kerupuk lain pernah beli pedagang kerupuk dari kita harganya Rp 90 juta. Harga segitu karena dia sudah punya jaringan penjualan yang banyak," ujar Elvin.
Dalam satu hari, pedagang kerupuk keliling di Pabrik Erna Jaya bisa menjual kerupuk ke warung-warung dan perumahan mencapai 1.500 buah. Saat ini, Pabrik Erna Jaya memiliki 40 pedagang kerupuk keliling.
"Ini aset yang kami punya untuk menjalankan Pabrik Erna Jaya," kata Elvin.
Meski demikian, pedagang kerupuk keliling tak selalu dijual jika ingin pindah. Pada masa krisis moneter tahun 1998 dan pabrik tutup, ada pedagang kerupuk yang bebas pindah ke pabrik lain tanpa dikenakan harga.
"Istilahnya ya free transfer-lah," ujar Elvin sambil tertawa.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/05/06160041/tak-kalah-dari-pesepak-bola-pedagang-krupuk-di-jakarta-pun-ada-transfer