Salin Artikel

Bentrokan di Pancoran, Pertamina Bantah Pakai Ormas hingga Warga Ingin Perlakuan Manusiawi

Warga Pancoran Buntu II diserang kelompok ormas yang diketahui berada di pihak PT. Pertamina.

Sekitar pukul 22.00 WIB, bentrokan pecah. Keberadaan ormas di Jalan Pasar Minggu Raya memicu pecahnya bentrokan.

Warga Pancoran Buntu II dan Solidaritas Forum Pancoran Bersatu dilempari batu oleh kelompok ormas.

Warga dan anggota solidaritas kemudian melawan mereka dengan batu dan alat seadanya.

Bentrokan terjadi buntut dari sengketa lahan antara warga Pancoran Buntu II dan PT. Pertamina.

Bentrokan yang sama pernah terjadi pada 24 Februari 2021 lalu. Kala itu, ormas dengan seragam loreng orange hitam bentrok di Jalan Pancoran Buntu II.

Namun pada Rabu malam, tak terlihat seragam ormas. Namun, warga menduga kuat lawan mereka pada saat itu adalah ormas yang sama.

Pukul 22.00 WIB, ormas berusaha memprovokasi warga dan anggota Forum Solidaritas Pancoran Bersatu.

Sementara itu, penjagaan oleh warga dan solidaritas dilakukan di setiap titik akses.

“Tiba-tiba mulai ada lemparan batu dari pihak ormas dan terjadi bentrokan yang menjatuhkan banyak korban dari pihak warga dan solidaritas. Warga dan solidaritas diserang dari dua arah akses masuk Pancoran Gang Buntu II,” ujar Perwakilan Solidaritas Forum Pancoran Bersatu, Leon Alvinda Putra saat dikonfirmasi.

Bentrokan terjadi hingga pukul 23.00 WIB. Sejumlah polisi sudah berada di lokasi sekitar pukul 21.00 WIB dan berangsur-angsur bertambah pada pukul 22.30 WIB.

Batu-batu dan bom molotov melayang dari dua sisi yang terlibat bentrokan. Akibat bentrokan, Jalan Pasar Minggu Raya ditutup dari arah perempatan Tugu Pancoran dan pertigaan Jalan Perdatam.

Perwakilan Solidaritas Forum Pancoran Bersatu Milan mencatat, ada 28 korban luka akibat penyerangan ormas ke Jalan Pancoran Buntu II.

“Kalau dari data kami ada 28 orang korban luka dan dibagi dalam dua kategori, luka ringan dan berat,” kata Milan saat ditemui di Posko Solidaritas Forum Pancoran Bersatu di Gang Buntu II, Kamis (18/3/2021).

Milan mengatakan, korban terdiri dari 20 luka ringan dan delapan luka berat.

Ia menambahkan, tim medis sempat kewalahan menangani korban luka. Penanganan korban luka terkendala dengan kondisi yang terbatas.

“Dari semalam kan sifatnya kayak mendadak (bentrokan), ada upaya pencegahan juga. Memang masih kurang banget. Tadi pagi juga kami umumkan ke masyarakat untuk pertolongan medis,” tambah Milan.

Korban umumnya mengalami luka di bagian kepala, tangan, dan kaki akibat lemparan batu. Para korban juga mengalami sesak nafas akibat tembakan gas air mata dari polisi.

"Korban luka berat ada yang patah di tulang belikat," ujar Milan.

Polisi tak menangkap pihak-pihak ormas yang berada di Jalan Pasar Minggu Raya.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Azis Andriansyah mengatakan, kelompok yang terlibat bentrokan adalah pihak-pihak luar yang mendukung masing-masing pihak yang bersengketa.

“Jadi memang ada di daerah Pancoran Buntu, ada sengketa lahan antara Pertamina dengan warga, kemudian proses hukum berjalan, mediasi berjalan. Namun masing-masing pihak dari pihak Pertamina dan warga ini ada yang membela masing-masing. Yang satu dari satu kelompok (warga). Yang satu, satu kelompok (Pertamina). Inilah yang kemudian bersengketa di lapangan,” kata Azis di Mapolres Jakarta Selatan, Kamis malam.

Azis meminta kedua kelompok yang membela masing-masing kelompok untuk tidak ikut campur masalah sengketa lahan antara Pertamina dan warga Pancoran Buntu II.

Ia meminta kedua belak pihak untuk menahan diri dan menunggu proses hukum terkait sengketa lahan.

Bantah pakai Ormas

PT Pertamina membantah pihaknya bertindak anarkistis maupun mengerahkan organisasi masyarakat (ormas) dalam proses pemulihan aset tanah di Jalan Pancoran Buntu II.

Tanah di Pancoran Buntu II diklaim milik sah PT. Pertamina.

"Semua kami lakukan sesuai prosedur dan tidak ada cara-cara anarkistis menggunakan ormas tertentu pada proses pemulihan aset," tutur Achmad Suyudi, Manager Legal PT Pertamina Training and Consulting (PTC) yang merupakan anak usaha PT Pertamina, melalui keterangan tertulis, Kamis (18/3/2021).

Tanah yang disengketakan tersebut diklaim Achmad sah milik PT Pertamina setelah Mahkamah Agung mengabulkan upaya peninjauan kembali yang diajukan.

“Berdasarkan upaya hukum luar biasa yang dilakukan, yakni peninjauan kembali, Mahkamah Agung mengabulkan bantahan perusahaan dan menyatakan bahwa Pertamina adalah pemilik satu-satunya yang sah dari tanah-tanah dan bangunan beserta segala sesuatu yang terdapat di atasnya,” kata Achmad.

Karena kepemilikan dinyatakan sah, PT Pertamina melakukan proses pemulihan aset yang ditempuh melalui pengamanan dan penertiban aset dari penghuni tanpa hak di lokasi tanah tersebut.

Upaya pemulihan telah berjalan lebih dari sepuluh bulan dan sudah lebih dari 75 persen lahan dikembalikan kepada Pertamina.

Wagub minta Pertamina sediakan lahan

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta PT Pertamina mencarikan tempat tinggal baru untuk warga Pancoran Buntu II yang tergusur.

"Mari kita carikan solusi bersama agar Pertamina mendapatkan tempat tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak juga dan masyarakat yang tinggal bertahun-tahun di situ mendapatkan solusi tempat tinggal yang baru," kata Riza dalam keterangan suara, Kamis (18/3/2021).

Dalam sengketa tanah di Pancoran Buntu II, Riza meminta Pertamina memerhatikan aspek kemanusiaan dalam sengketa tersebut.

Meskipun PT Pertamina memiliki lahan tersebut, kata Riza, tidak berarti warga yang bertahun-tahun tinggal di tempat tersebut diabaikan begitu saja.

"Saya kira Pertamina juga punya solusi, terkait solusi terhadap masalah-masalah tersebut," kata Riza.

Dia juga menegaskan posisi Pemprov DKI dalam sengketa lahan tersebut sebagai mediator untuk memediasi kedua pihak yang bersengketa mendapatkan kesepakatan.

Sehingga, tidak ada lagi kekerasan yang terjadi akibat sengketa lahan di Pancoran Buntu II, Jakarta Selatan.

Warga berharap polisi netral dan menunggu hasil proses hukum

Perwakilan warga Pancoran Buntu II, Lilik Sulistyo (44) mengatakan, polisi bersikap netral dalam kasus sengketa lahan Pancoran Buntu II.

Pasalnya, sebelumnya ia menuding polisi kerap ikut campur dengan program penanganan sengketa tanah Pancoran Buntu II.

"Awalnya selalu datang, ngebantu Pertamina, ikut programnya dia, kerohiman," ujar Lilik saat ditemui, Kamis (18/3/2021).

Warga juga takut dengan kehadiran polisi. Menurut Lilik, kehadiran polisi di Jalan Pancoran Buntu II kerap membawa senjata seperti gas air mata dan senjata api.

"Kita jangan ditakut-takutin. Kalau memang dia ke masyarakat, datang usahakan tidak yang tidak menggunakan senjata. Berseragam boleh ngga masalah. Tapi jangan yang bawa senjata. Warga ngga semua mentalnya kuat, lihat senjata gitu takut. Apalagi kalau sudah sama Pertamina. Takut," ujar Lilik.

Lilik juga mengatakan, warga Pancoran Buntu II juga akan patuh pada hasil proses hukum terkait sengketa tanah di Pancoran Buntu II.

Warga Pancoran Buntu II siap menyerahkan tanah ke PT Pertamina (Persero) jika kalah dalam proses hukum yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Warga bakal legowo andai Majelis Hakim memutuskan Pertamina merupakan pemilik sah atas tanah seluas 5,1 hektare.

"Kalau memang sidang sudah kelar, kalau kita kalah, ya sudah kita legowo. Kalau kita nggak legowo berarti kita mau menguasai dong," ujar Lilik.

Lilik berharap para warga Pancoran Buntu II diberikan waktu untuk berkemas dan difasilitasi untuk mencari tempat tinggal baru.

Warga Pancoran Buntu II ingin diperlakukan secara manusiawi dalam sengketa lahan.

"Paling nggak, kalau kita kalah, ya sudah. Selayaknya kita harus pindah, ya pindah. Tapi nggak diusir juga, entah difasilitasi, kemasi barang-barang atau gimana. Dimanusiakan gitu lho. Jangan asal gusur, kita kan manusia juga, punya hak yang sama," ujar dia.

Warga Pancoran Buntu II, lanjut Lilik, menyoroti pembongkaran bangunan tetap berjalan meski belum ada putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Selama ditunda tetap jalan pembongkaran. Ini kan mereka nggak mau tahu, dihabisin saja sudah. Itu yang kita lawan sama mereka," tutur Lilik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/19/15425721/bentrokan-di-pancoran-pertamina-bantah-pakai-ormas-hingga-warga-ingin

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke