Salin Artikel

"Radhar Panca Dahana Itu 'Orang Gila', Pikirannya Gila, Visioner..."

Begitu kata Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Bambang Prihadi ketika mengenang sosok Radhar Panca Dahana.

Bagi Bambang, Radhar Panca bukan sekadar sosok penting yang menjadi motor penggerak dunia kesenian dan kesusastraan Tanah Air.

Radhar Panca merupakan guru sekaligus sosok orangtua yang mengajarkan banyak hal, sekaligus meneguhkan hati Bambang bisa hidup dengan berkesenian.

"Dia guru, abang, sekaligus orangtua saya di kesenian. Dia yang mengajarkan saya dunia kesenian. Dia memastikan saya bisa hidup di dunia kesenian," kata Bambang, Kamis (22/4/2021) malam.

Hingga usia senjanya, Radhar Panca masih membagi waktu antara pengobatan, keluarga, dan bertemu dengan para pegiat seni dan sastra.

Radhar berupaya untuk terus menggeliatkan pertunjukan teater di Tanah Air.

Bahkan, sosok yang dikenal lewat karya esai hingga puisi-puisinya itu sempat merencanakan pertunjukan teater dengan menggandeng sutradara-sutradara muda sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Pertunjukan itu belum dapat terwujud sampai hembusan napas terakhirnya setelah bertahun-tahun melawan komplikasi penyakit di tubuhnya.

"Cuma kan enggak jadi karena pandemi. Pertunjukan itu dengan sutradara-sutradara muda yang mau diangkatnya," kata Bambang.

Kini, Radhar Panca Dahana telah tiada, meninggalkan luka yang mendalam.

Namun, semangat dan kedisiplinan yang diwariskan, serta buah pemikiran yang dilahirkan, harus tetap dihidupkan.

"Ya tentu duka ya, mungkin juga duka itu akan terus ada, bila apa yang sudah dia inspirasikan tidak dilanjutkan," pungkas Bambang.

"Sudah lama dia itu, sudah 21 tahun cuci darah, badannya juga sudah ringkih, sudah lemah jadi banyak komplikasi," tutur Ratih, adik Radhar Panca.

"Seminggu dia tiga kali cuci darah, tapi dia masih tetap mencari nafkah, masih menanggung keluarganya, masih aktif," imbuh dia.

Di tengah kondisinya itu, ditambah pula kesulitan akibat pandemi Covid-19, ia tetap gigih. Semangatnya tak pernah padam.

"Di tengah pandemi covid-19 ini dia juga masih berusaha, dengan kondisi dia yang on off itu," kata Ratih.

Radhar Panca kini berpulang

Radhar Panca kini telah berpulang.

Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Kamis malam sekitar pukul 20.30 WIB.

Menurut Ratih, kakaknya meninggal dunia karena serangan jantung.

"Jam 19.00 WIB itu dia kasih tahu dia (Radhar) katanya kritis. Sebelumnya jam 19.00 WIB itu kena serangan jantung. Terus masih diusahakan, tetapi ternyata meninggal dunia," kata Ratih.

Kepergian sosok Radhar Panca meninggalkan duka yang begitu mendalam bagi keluarga, juga para kerabat dan rekan sejawatnya di dunia kesenian dan kesusastraan.

Suasana haru sangat terasa saat jenazah Radhar Panca tiba di rumah duka di Jalan Vila Pamulang Blok CF 3 Nomor 3, Tangerang Selatan, Kamis malam.

Rombongan keluarga yang datang sesekali terlihat saling berangkulan sambil meneteskan air mata.

Sejumlah kerabat dan rekan sejawat yang telah berkumpul di depan rumah duka langsung menyambut kedatangan jenazah Radhar dan menyampaikan ucapan bela sungkawa.

Kerabat Radhar Panca terus berdatangan ke kediaman budayawan sekaligus sastrawan kebanggan Indonesia itu.

Menurut rencana, jenazah Radhar Panca akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Jumat (23/4/2021) siang.

Selamat jalan, Radhar Panca Dahana.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/23/05321241/radhar-panca-dahana-itu-orang-gila-pikirannya-gila-visioner

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke