Salin Artikel

Dugaan Pungli Penanganan Jenazah Pasien Covid-19 oleh Oknum Petugas Puskesmas, Sudinkes Jakut: Meragukan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati memberikan tanggapan terkait dugaan pungutan liar (pungli) penanganan jenazah Covid-19 yang dilakukan oleh oknum petugas puskesmas di Jakarta Utara.

Namun, sebelum memberikan tanggapan lebih jauh, Yudi mengaku sudah lebih dulu melakukan pengecekan ke seluruh puskesmas di wilayahnya.

Ia juga memastikan bahwa saat ini, petugas puskesmas sudah tidak mengambil bagian dalam proses pemakaman jenazah pasien Covid-19.

"Sudah dikroscek ke semua puskesmas di Kecamatan. (Petugas) puskesmas kecamatan sudah bukan sebagai tim pemulasaraan," kata Yudi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

"Jadi dulu iya, tapi karena sekarang sudah banyak dibantu oleh dewan masjid, relawan, PPSU, kelurahan juga ada timnya, jadi tim puskesmas sudah fokus ke layanan kesehatan saja," lanjutnya.

Yudi menjelaskan, kini pihak puskesmas hanya mengeluarkan surat keterangan kematian dan memeriksa apabila jenazah dicurigai meninggal akibat Covid-19.

"Jadi kalau ada yang bilang, 'Bayar saja biar cepat (dimakamkan)', saya meragukan juga kalau itu dari puskesmas. Karena petugas (puskesmas) yang datang itu hanya paling satu orang untuk memastikan kematian saja, tidak ikut dalam tim pemulasaraan," jelas Yudi.

Sebelumnya, kabar tak sedap ini datang dari warga di DKI Jakarta yang menemukan adanya dugaan praktik pungli dalam penanganan pasien Covid-19.

Kasus ini disampaikan oleh Azas Tigor Nainggolan dari Forum Warga Kota Jakarta kepada Kompas.id, Senin (12/7/2021).

Tigor menyatakan, ada praktik pungli di berbagai tempat pengurusan pasien Covid-19, mulai dari tingkat fasilitas kesehatan hingga di pemakaman.

Ia menyebut salah satu praktiknya dilakukan oleh oknum petugas di salah satu puskesmas di Jakarta Utara.

"Kejadian dialami, salah satunya oleh seorang warga yang keluarganya dipersulit serta dimintai pungli oleh petugas salah satu puskesmas di Jakarta Utara," papar Tigor.

"Proses pengurusan jenazah antre. Kalau mau gratis, harus sabar menunggu sehari, maksimal dua hari. Kalau mau cepat harus bayar," imbuhnya.

Namun, hal itu dibantah oleh Sudinkes Jakarta Utara karena petugas puskesmas sudah tidak menjadi tim pemakaman jenazah pasien Covid-19.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/15/15451301/dugaan-pungli-penanganan-jenazah-pasien-covid-19-oleh-oknum-petugas

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke