Salin Artikel

Saat Wisma Atlet "Lockdown", Antrean Karantina di Bandara Menumpuk dan Pasien Sembuh Belum Bisa Pulang

JAKARTA, KOMPAS.com - Lockdown di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta akibat terdeteksinya varian Omicron berdampak pada menumpuknya antrean proses karantina yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Video penumpukan antrean TKI yang hendak menjalani karantina sepulang dari luar negeri di bandara Soekarno-Hatta pun beredar pada Senin (20/12/2021).

Perekam video yang adalah seorang perempuan mengaku sedang menunggu karantina kesehatan di Wisma Atlet, Jakarta. Dia baru tiba dari luar negeri seusai berlibur. Dia menyebut bahwa video itu diambil sekitar pukul 04.00 WIB.

"Assalamualaikum guys, ini pagi subuh jam berapa nih. Kita belum subuh ya, jam 4.00 WIB ya. Ini kita di Bandara Soekarno-Hatta mau antre karantina di Wisma Atlet," ujar perekam video, dikutip Senin.

Dia mengaku sudah menunggu untuk dikarantina kesehatan sejak sekitar pukul 18.00 WIB kemarinnya.

"Masyaallah udah dari habis magrib sampai subuh belum juga selesai. Masih ngantre panjang. Tuh guys, ini bener-bener pemerintah penyiksaan nih terhadap rakyat," urai perempuan itu.

Dalam video itu, perekam mengaku sebagai seorang turis yang baru pulang jalan-jalan dari luar negeri. Sedangkan, kebanyakan penumpang pesawat yang sedang menunggu karantina bersamanya adalah pekerja migran Indonesia (PMI).

"Ini TKI (tenaga kerja Indonesia/PMI) sebagian ya. Yang turis kayak kita-kita sebagian kecil," ujarnya.

Tanggapan Satgas Udara Covid-19

Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Letkol Agus Listiono pun mengakui bahwa ada penumpukan penumpang pesawat dari luar negeri atau internasional yang diketahui dari video yang beredar. Kejadian itu berlangsung pada Sabtu (18/12/2021),

"Ya itu video itu ada pada hari Sabtu memang terjadi penumpukan karena ada ketersendatan yang ada di wisma (atlet)," ucap Agus.

Katanya, Wisma Atlet tersendat karena lokasi itu ditutup alias lockdown usai salah satu stafnya teridentifikasi terpapar virus Corona varian Omicron.

"Karena wisma itu penuh. Karena pademangan itu lockdown karena ada yang terpapar omicron," ucap Agus.

Dengan demikian, Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta harus mengirim para penumpang ke lokasi lain. Kemudian, pada Sabtu pekan lalu sekitar pukul 13.00 WIB, pihaknya mulai mengirimkan para penumpang ke lokasi karantina kesehatan di Nagrak, Jakarta Utara.

"Jam 13.00 WIB itu kami kirim semuanya, bisa terurai sedikit demi sedikit sampai pada hari Minggu itu udah clear. Sekarang enggak ada penumpukan," urai Agus.

Pasien sembuh belum bisa pulang

Selain berdampak pada penumpukan antrean karantina, lockdown Wisma Atlet juga mengakibatkan pasien Covd-19 yang dirawat di san dan telah sembuh belum bisa pulang.

Hal itu sebagaimana dikatakan Koordinator humas RSDC Wisma Atlet Kolonel Mintoro Sumego. Ia mengatakan dengan adanya lockdown ini maka pasien di RS Wisma Atlet yang sudah sembuh akan tertunda kepulangannya.

"Mestinya seperti itu (pasien yang sembuh belum boleh pulang). Nanti kita liat lagi perkembangan di lapangan karena kita melaksanakan perintah Satgas Covid-19 nasional. Kita harus lockdown, kita akan lockdown," kata Mintoro.

Menurut Mintoro, lockdown hanya diberlakukan di Wisma Atlet Kemayoran. Sementara Wisma Atlet Pademangan yang diperuntukkan untuk karantina WNI dari luar negeri tidak diberlakukan lockdown.

Mintoro menyebut, lockdown akan mulai berlaku per hari ini sampai tujuh atau sepuluh hari kedepan. Manajemen RS Wisma Atlet Kemayoran saat ini masih mempertimbangkan apakah akan menerima atau menolak pasien yang masuk selama pemberlakuan lockdown itu.

"Nanti kita sesuaikan dengan aturan lebih lanjut lagi, karena nanti susah kalau ada yang positif (mau masuk). Masih kita pertimbangkan lagi untuk perawatan pasien," kata Mintoro.

"Tetap ada upaya untuk yang sakit kita obati, tapi ada pembatassan masuk dan keluar sesuai arahan pimpinan," sambungnya.

Selain lockdown, manajemen Wisma Atlet juga sudah melakukan upaya tracing pada semua pekerja dan pasien yang ada disana. Hal ini untuk mengetahui apakah ada pekerja atau pasien yang juga terpapar varian Omicron.

"Upaya tracing tiga hari ini sudah dilakukan, ditracing semua. Sudah kita kirim ke litbangkes," katanya.

Seperti diketahui, kasus positif Covid-19 akibat penularan varian virus corona varian Omicron terdeteksi di Indonesia. Kasus ini terdeteksi pada seorang petugas kebersihan yang bertugas di RSDC Wisma Atlet.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kasus pertama penularan varian Omicron di Indonesia ini bermula dari terdeteksinya tiga orang petugas kebersihan di Wisma Atlet.

"Ada tiga orang pekerja kebersihan di Wisma Atlet yang pada 8 Desember lalu dites dan hasilnya positif (Covid-19). Kemudian pada 10 Desember dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan genome sequencing," ujar Budi.

"Hasilnya keluar pada 15 Desember, yakni dari tiga orang yang positif tadi, satu orang dipastikan terdeteksi (terpapar) varian Omicron," lanjutnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/21/06000031/saat-wisma-atlet-lockdown-antrean-karantina-di-bandara-menumpuk-dan

Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke