Salin Artikel

"Jangan Pernah Ada Kata Kompromi dan Damai terhadap Pelaku Kekerasan Seksual"

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kasus pencabulan terhadap anak kembali terjadi di Kota Layak Anak Tangerang Selatan. Seorang kuli bangunan berinisial S (41) mencabuli anak berusia 4 tahun, pada Rabu (5/1/2022) lalu.

Menanggapi hal ini, Kepala UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang Selatan Tri Purwanto mengimbau kepada orangtua untuk tidak takut melapor.

Selain itu, dia juga berpesan agar orangtua tidak berkompromi dan berdamai dengan pelaku kekerasan seksual.

"Jangan takut untuk melapor biarpun pelakunya dari orang terdekat (keluarga)," ucap Tri kepada Kompas.com, Kamis (20/1/2022).

"Saya pesan kepada orangtua yang anaknya mengalami kekerasan seksual, jangan pernah ada kata kompromi dan damai terhadap pelaku," tutur dia.

Menurut Tri, pihaknya telah memberikan pendampingan kepada korban dan memberikan konseling psikologi.

Langkah ini merupakan tugas pokok dan fungsi P2TP2A dalam mendampingi korban, khususnya anak-anak.

"Baik dalam proses hukumnya di kepolisian dan juga dalam layanan konseling psikologinya akan kita lakukan sampai selesai. Mudah-mudahan cepat pulih dari traumanya," kata Tri.

Adapun saat ini S telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

"Ya benar, (pelaku) sebagai kuli bangunan. Sudah ditangkap. Dari malam Minggu sudah kami lakukan penangkapan dan penahanan," ujar Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Aldo Primananda Putra, kepada Kompas.com, Kamis (20/1/2022).

Aldo menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada 5 Januari 2022 sekitar pukul 15.30 WIB di Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan.

Awalnya, pelaku melihat korban sedang bermain di dekat sebuah rumah yang diperbaikinya.

Kemudian, pelaku memanggil korban dengan iming-iming akan memberikan cokelat dan mencabulinya.

Orangtua korban kemudian melaporkan kasus itu kepada polisi pada 10 Januari 2022 dan teregister dengan nomor TBL/B/54/1/2022/SPKT/Polres Tangerang Selatan/Polda Metro Jaya.

Polisi kemudian menyelidiki kasus tersebut. Aldo menyebutkan, pelaku sempat mengelak melakukan pencabulan, akan tetapi setelah hasil visum keluar, akhirnya pelaku mengakui perbuatannya.

"Jadi itu perbuatan cabul yang dilakukan tersangka, kemudian kami lakukan visum pertama di RSUD, tidak ada luka. Kami langsung cek ke RSCM. Nah di situ ada luka," jelas Aldo.

"Karena belum ada alat bukti itu pelaku enggak mau mengakui perbuatannya. Setelah hasil (visum) itu keluar baru dia enggak bisa ngelak lagi," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/20/18043451/jangan-pernah-ada-kata-kompromi-dan-damai-terhadap-pelaku-kekerasan

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke