Salin Artikel

Saat Bayi yang Ditemukan di Pinggir Ciliwung Ditolak Puskesmas, "Khawatir terkait Masalah Kriminal"

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penemuan bayi perempuan di pinggir Kali Ciliwung, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, mulai menemui titik terang.

Polisi telah mengidentifikasi pembuang bayi tersebut, yang tak lain merupakan ibu dari sang bayi.

Warga sekitar menemukan bayi yang baru lahir itu terbungkus plastik pada Rabu (1/6/2022) dini hari.

"Kami lagi pada ngumpul di pos nih, jaga malam kan. Kemudian ada pencari ikan sapu-sapu yang biasa ngejaring di kali itu, dia mendengar suara seperti kucing, tapi ragu," ujar salah satu saksi mata, Nasrul, Rabu.

Pencari ikan sapu-sapu itu kemudian memanggil warga, termasuk Nasrul. Setelah ditelusuri, sumber suara itu berasal dari plastik hitam. "Kami cek, ternyata seorang bayi," kata Nasrul.

Dibuang beberapa jam usai lahiran

Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Jakarta Timur Iptu Sri Yatmini menuturkan, pembuang bayi itu merupakan mahasiswi berinisial MS (19).

Awalnya, MS yang tinggal di Rusunawa Jatinegara Barat, merasakan mulas pada Selasa (31/5/2022) sekitar pukul 23.30 WIB. Ia kemudian pergi ke kamar mandi.

"Yang bersangkutan melahirkan di kamar mandi. Kemudian katanya panik setelah melahirkan bayi itu, tali pusarnya dipotong sendiri," ujar Sri saat konferensi pers, Kamis (2/6/2022).

Pelaku kemudian membungkus bayi itu dengan daster dan plastik. Ia memesan ojek untuk pergi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

Dalam perjalanan menuju RSCM, pelaku berniat membuang bayi itu.

"Dia (pelaku) minta turun sebentar untuk membuang bayi itu," kata Sri.

Selanjutnya, pelaku menuju RSCM untuk berobat. Bayi itu kemudian ditemukan warga pada Rabu sekitar pukul 02.00 WIB.

Sri menyebutkan, pelaku mengalami pendarahan hebat dan kini masih dirawat di RSCM. Pihaknya berhasil mengidentifikasi pelaku berkat informasi dari pihak RS. 

"Pelaku ke RSCM untuk berobat (secara mandiri), karena ari-ari masih tertinggal di rahim. Jadi ada pendarahan hebat di situ," tutur Sri.

Pihak RSCM menaruh curiga karena pelaku mengalami pendarahan hebat, lalu melapor ke Unit PPA Polres Jakarta Timur.

"Kami ini kan di unit PPA sudah ada sinergi dengan rumah sakit. Jadi semua rumah sakit itu jika mereka menemukan hal-hal yang mencurigakan, pasti pihak RS akan menginformasikan kepada kami," kata Sri.

Namun, polisi belum menentukan tersangka dalam kasus ini karena pelaku masih menjalani perawatan. Lelaki yang menghamili pelaku juga sedang diburu.

"Pelaku belum berkeluarga. Kasus masih akan kami gali lebih dalam," ucap Sri.

Bayi sempat ditolak Puskesmas

Usai ditemukan warga, bayi itu kemudian dibawa ke Puskesmas Kecamatan Jatinegara, tetapi ditolak.

Warga kemudian membawa bayi itu ke Mapolres Jakarta Timur, dan polisi pun membawa bayi itu ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati.

Kepala Puskesmas Kecamatan Jatinegara Dara Pahlarini mengatakan, pihaknya tidak menolak melakukan penanganan medis terhadap bayi yang dibawa warga dan anggota Polres Metro Jakarta Timur.

Menurut dia, saat kejadian, pihaknya hanya menyarankan agar korban yang ditemukan dalam kondisi terluka dan kedinginan dibawa ke RS milik Polri.

"Sebenarnya bukan menolak, tapi kami mencoba mengarahkan langsung dilakukan pemeriksaan oleh pihak kesehatan kepolisian," kata Dara, Rabu.

Alasannya karena saat ditemukan, korban dalam kondisi tidak baik dan menyangkut kasus pidana.

Dara menuturkan, Puskesmas Kecamatan Jatinegara sebagai fasilitas kesehatan di bawah naungan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memiliki batas kewenangan untuk bertindak.

Berdasarkan keterangan warga yang ikut membawa korban saat kejadian, mereka sedari awal datang ke Puskesmas Kecamatan Jatinegara didampingi tiga anggota Polres Jakarta Timur.

"Bayi ditemukan dalam kondisi tidak baik, khawatir ada kaitan masalah kriminal. Kami harus menjelaskan secara medis dan terkait dengan batas kewenangan kami di puskesmas," ujar Dara.

Dokter Umum Penanggung Jawab (PJ) Ruang Bersalin Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Riki, juga menuturkan bahwa pihaknya tidak bisa melakukan penanganan karena terdapat unsur kriminal.

Menurut dia, petugas Puskesmas Kecamatan Jatinegara yang saat kejadian bertugas sudah menyarankan agar korban dibawa ke RS milik Polri dengan fasilitas peralatan medis lengkap.

"Dilihat ada kemungkinan kriminal, maka dari petugas memberikan opsi arahan untuk ke RS fasilitas lengkap. Sekaligus yang bisa melakukan penanganan kemungkinan ke arah kriminal," tutur Riki.

Sementara itu, Plt Kepala Ombudsman Jakarta Raya Dedy Irsan menyayangkan sikap Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Ia mengatakan, puskesmas harus tetap memberikan pelayanan publik kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Persoalan kemanusiaan harus diutamakan," ujar Dedy saat dihubungi, Rabu.

Dedy menambahkan, puskesmas juga tidak boleh kaku menafsirkan peraturan. Dalam hal ini, Puskesmas Kecamatan Jatinegara menolak menangani bayi karena khawatir ada kaitan masalah kriminal.

"Tidak boleh kaku menafsirkan peraturan, yang penting dengan dasar dan pertimbangan yang jelas dan patut, serta bisa dipertanggungjawabkan," ujar Dedy.

Dedy menegaskan, jangan sampai ada penelantaran pasien. Apalagi bayi tersebut sangat membutuhkan perawatan dan penanganan medis.

Kondisi bayi membaik di RS Polri

Kepala RS Polri Brigadir Jenderal Haryanto mengatakan, pihaknya menerima bayi itu dalam kondisi memprihatinkan

"Kondisinya saat itu memprihatinkan. Kemudian kami periksa di IGD, kami bersihkan," ujar Haryanto saat konferensi pers di RS Polri, Kamis kemarin.

Haryanto menambahkan, bayi juga dalam kondisi sesak napas saat diterima RS Polri.

"Kami periksa, kondisinya memang sesak napas yang cukup berat dan langsung kami masukkan di perawatan ICU anak," kata Haryanto.

Namun, kini kondisi bayi tersebut berangsur membaik. RS Polri terus merawat bayi itu.

"Tapi ini awal, minggu pertama. Jadi kalau bayi baru lahir itu baru stabil ketika tiga hari ya, nanti selanjutnya akan kami pastikan kondisinya," ucap Haryanto.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/03/05595171/saat-bayi-yang-ditemukan-di-pinggir-ciliwung-ditolak-puskesmas-khawatir

Terkini Lainnya

Dishub Jaksel Cabut Pentil 823 Kendaraan Roda Dua karena Parkir Sembarangan

Dishub Jaksel Cabut Pentil 823 Kendaraan Roda Dua karena Parkir Sembarangan

Megapolitan
'Tapera Bakal Jadi Beban Tambahan Guru dengan Gaji Sangat Kecil dan Kurang'

"Tapera Bakal Jadi Beban Tambahan Guru dengan Gaji Sangat Kecil dan Kurang"

Megapolitan
Belajar dari Kasus Ibu Cabuli Anak, KPAI: Orangtua Belum Tentu Menjamin Keamanan Anak

Belajar dari Kasus Ibu Cabuli Anak, KPAI: Orangtua Belum Tentu Menjamin Keamanan Anak

Megapolitan
KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Vandalisme, KCI Bakal Ambil Tindakan Tegas

KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Vandalisme, KCI Bakal Ambil Tindakan Tegas

Megapolitan
Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Megapolitan
Kronologi Kasus 'Bullying' Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Kronologi Kasus "Bullying" Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Megapolitan
Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Megapolitan
Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Megapolitan
Siswi SD Korban 'Bullying' di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Siswi SD Korban "Bullying" di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Megapolitan
Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Megapolitan
Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang 'Berlubang' hingga Minim Penerangan

Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang "Berlubang" hingga Minim Penerangan

Megapolitan
Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke