Salin Artikel

Kronologi M Taufik Disingkirkan dari Gerindra, Berawal dari Kedatangan Ariza Patria

JAKARTA, KOMPAS.com- Mohmmad Taufik dipecat dari keanggotaan Partai Gerindra.

Pemecatan itu berdasarkan berdasarkan hasil sidang Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) Gerindra, Selasa (7/6/2022).

Namun, tanda-tanda M Taufik yang mulai tersingkirkan dari Partai Gerindra sebenarnya sudah terlihat sejak dua tahun terakhir. 

Perlahan tapi pasti, M Taufik yang sudah 12 tahun memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta itu kehilangan kekuasaannya.

Kedatangan Ahmad Riza Patria di DKI diyakini sebagai biang kerok.

Pria yang akrab disapa Ariza itu ditarik dari DPR RI untuk mengisi jabatan Wakil Gubernur DKI pada 15 April 2020. Ia mengisi pos yang ditinggalkan Sandiaga Uno.

Dicopot dari Ketua DPD DKI Jakarta

Baru 6 bulan menjabat Wakil Gubernur, Ariza sudah menggeser posisi M Taufik di Gerindra DKI.

Ariza didapuk menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta pada 18 Oktober 2020.

Mekanisme pemilihannya bukan dilakukan secara musyawarah, melainkan penunjukan langsung oleh Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto.

Tak jelas alasan Prabowo mencopot M Taufik saat itu. Ariza hanya menyatakan bahwa pergantian itu hanyalah bentuk regenerasi.

“Karena sudah lama, DPP dalam hal ini Pak Prabowo merasa perlu ada regenerasi, jadi saya yang ditunjuk (jadi Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta),” kata Ariza di Balai Kota, Oktober 2020.

Ariza saat itu pun memuji sosok M Taufik sebagai tokoh berprestasi yang membesarkan Partai Gerindra di wilayah Ibu Kota.

“Banyak prestasi yang dibuat oleh Pak Taufik, yaitu memenangkan dua kali Pilkada (tahun 2012 dan 2017), kemudian meningkatkan perolehan kursi di DPRD,” kata Ariza.

Kursi Gerindra di DPRD DKI memang terus merangkak naik sejak dipimpin M Taufik pada 2008 lalu.

Bahkan, Gerindra selalu berada di posisi kedua dalam perolehan suara untuk DPRD DKI Jakarta pada Pileg 2014 dan 2019.

Dicopot dari Wakil Ketua DPRD

Pada April 2022, internal di Partai Gerindra DKI kembali memanas. M Taufik dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

Surat pencopotan itu diteken Ahmad Riza Patria dan dikirimkan kepada Ketua DPRD DKI.

Ketua Fraksi Gerindra DKI Jakarta Rani Mauliani ditunjuk untuk menggantikan posisi Taufik.

Lagi-lagi Ariza enggan menyebut alasan dicopotnya M Taufik dari kursi pimpinan DPRD.

Ia hanya mengatakan, pergantian "personel" tersebut merupakan hal yang lumrah dilakukan sebuah partai.

Tidak ada alasan khusus terkait pencopotan Taufik, kecuali untuk memberikan kesempatan bagi anggota lainnya untuk menjadi Wakil Ketua DPRD DKI.

"Seperti partai-partai lain, itu suatu hal biasa saja, memberikan kesempatan yang lain," ucap Riza.

Meski Taufik sudah dicopot sebagai Wakil Ketua DPRD DKI, Riza memastikan bahwa politisi senior itu tetap bersama Partai Gerindra.

"Pak Taufik tetap ya (di) partai Gerindra di DPD membantu saya, saya Ketua DPD, Pak Taufik sebagai Ketua Penasihat," ucap dia.

Ingin Pindah Partai tapi Keduluan Dipecat

Usai disingkirkan dari kursi pimpinan DPRD, Taufik makin tidak betah berada di Partai Gerindra. Ia bahkan terang-terangan mengungkapkan keinginan untuk pindah partai. 

"Di sudut lain ada sikap (anggota Gerindra) yang buat saya enggak nyaman. Kalau saya duduk terus di situ sayanya enggak nyaman sayanya enggak produktif. Sayang dong. Ngapain. Jadi beban malah nanti," kata Taufik dikutip dari acara Gaspol! yang disiarkan di YouTube Kompas.com, Selasa (31/5/2022).

Setelah keluar dari Gerindra, Taufik berencana untuk pindah ke partai yang dinilai memiliki aliran nasionalis, seperti Partai Nasdem.

Salah satu alasannya karena Nasdem memiliki arah untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

"Kebetulan saya melihatnya dekat nih untuk di 2024 ke Anies. Ini agak sejalan dengan pikiran saya. Saya tadi mendoakan Anies," ujarnya.

Namun, belum sempat pindah partai, Taufik keduluan dipecat oleh Majelis Kehormatan Partai Gerindra. 

Wakil Ketua MKP Gerindra Wihadi Wiyanto menjelaskan, salah satu alasan pemecatan Taufik adalah sikap tidak loyal kepada partai berlambang kepala garuda itu.

Di samping itu, Wihadi juga mempersoalkan kinerja Taufik sebagai ketua DPD DKI Jakarta yang tidak mampu mendirikan kantor DPD serta gagal memenangkan Prabowo Subianto di ibu kota pada Pemilihan Presiden 2019 lalu.

M Taufik vs Ariza

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengaku sudah lama melihat tanda perpecahan di internal Partai Gerindra DKI.

Ia menilai internal Gerindra DKI menjadi terbelah setelah datangnya Ariza.

"Saya melihat ada persaingan antara Taufik dan Ariza. Konflik itu dimulai saat Ariza jadi wakil gubernur, lalu jadi ketua DPD. Di situ Gerindra DKI terbelah jadi ada dua kubu," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (8/6/2022).

Pada akhirnya, DPP Gerindra yang dipimpin Prabowo pun lebih berpihak pada Ariza.

Sebab, Ariza dianggap masih loyal dan sejalan dengan kepentingan Gerindra untuk mengusung kembali Prabowo Subianto di Pilpres 2024. 

Di sisi lain, Taufik justru bermanuver dengan secara terbuka menyatakan dukungan untuk Anies Baswedan.

"Tentu M Taufik sebagai senior yang lama di Gerindra DKI tentu merasa kesaingan. Merasa terasingkan. Karena DPP dianggap suport Ariza. Disitu lah ada ketidaknyamanan itu," kata Ujang. 

Ujang menilai, kepergian Taufik ini justru akan merugikan Gerindra yang punya ambisi besar memenang Pemilu 2024.

Pasalnya, Taufik mempunyai basis massa besar di Ibu Kota dan kinerjanya sangat baik sewaktu membesut Gerindra DKI.

"Besar kecil Partai Gerindra akan rugi. Karena paling tidak pendukung M Taufik di DKI akan pindah suaranya ke partai lain," kata Ujang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/08/13125551/kronologi-m-taufik-disingkirkan-dari-gerindra-berawal-dari-kedatangan

Terkini Lainnya

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke