Salin Artikel

Saat Warga yang Mengadu di Balai Kota Ungkap Dugaan Pungli oleh Petugas Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI…

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melanjutkan kembali sistem pengaduan masyarakat di pendopo Balai Kota yang hilang selama masa pemerintahan Gubernur Anies Baswedan.

Pada Selasa (18/10/2022), atau di hari keduanya menjabat sebagai Pj Gubernur DKI, Heru mengarahkan jajarannya untuk menerima pengaduan dari warga.

Sejumlah meja tampak tersusun rapi di pendopo Balai Kota DKI untuk menyambut warga yang menyampaikan keluhan mereka. Harapannya, keluhan tersebut bisa segera ditangani oleh petugas terkait.

Aduan soal dugaan pungli

Salah satu warga yang datang, Martina Gunawan, mengadukan masalah sengketa lahan antara kliennya dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.

Menurut Martina, lahan yang berada di Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, itu berada di zona hijau dan sudah diberikan disposisi untuk dibebaskan.

Namun, proses permohonan pembebasan lahan yang sudah berlangsung sejak 2016 itu tak kunjung selesai.

Pada tahun 2019, menurut pengakuan Martina, salah satu oknum di Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta malah meminta sejumlah uang guna mempercepat pembebasan lahan tersebut.

Ia mengaku dimintai uang dengan jumlah bervariasi, mulai dari Rp 150 juta hingga 2,5 persen dari harga total tanah tersebut.

"Saya ditelpon, bukan saya yang mengajukan, oleh salah stafnya di dinas untuk hadir, untuk bikin komitmen," kata Martina.

"Saya disuruh datang ke dinas dan disediakan waktunya, ruangannya. Ada pejabatnya, transaksi berlangsung," ujar dia.

Namun, Martina tidak memberikan uang sepeser pun kepada petugas di unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI tersebut.

Martina berharap, laporannya itu ditindaklanjuti Pemerintah Kota Jakarta Timur dan Pemerintah Provinsi DKI.

"Saya sudah mengadu lebih dari 10 kali, baik ke gubernur yang lama, baik ke camat, wali kota, RT/RW, dan tidak ada sambutan untuk kami ke permasalahannya. Pengaduan udah dimulai tahun 2019," kata Martina.

"Kami merasa dilakukan tidak profesional, memihak, bertele-tele, dan ada permintaan uang di sini, yang terus terang kami sebagai warga biasa kami mengalami kebingungan," tutur dia.

Sistem pengaduan di DKI

Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengaku bakal menerima aduan warga dan mencoba mencarikan solusi terhadap permasalahan mereka.

Pengaduan warga itu akan berlangsung pada Senin hingga Kamis, mulai dari pukul 07.30 WIB sampai 08.30 WIB.

Kata Heru, petugas yang akan menerima pengaduan itu berasal dari lima pemerintahan kota administratif di DKI Jakarta.

Usai menerima pengaduan, lanjut Heru, Pemprov DKI Jakarta akan mendiskusikan dan mencarikan solusinya.

(Penulis : Nirmala Maulana Achmad/ Editor : Jessi Carina)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/18/20524891/saat-warga-yang-mengadu-di-balai-kota-ungkap-dugaan-pungli-oleh-petugas

Terkini Lainnya

Trotoar Bolong di Pulogadung Bikin Warga Jatuh, Satpol PP Minta Bantuan Pasukan Biru

Trotoar Bolong di Pulogadung Bikin Warga Jatuh, Satpol PP Minta Bantuan Pasukan Biru

Megapolitan
Hasil Otopsi Pelajar yang Tewas Dikeroyok di Kemang: Pankreas Robek, Lambung Berisi Darah

Hasil Otopsi Pelajar yang Tewas Dikeroyok di Kemang: Pankreas Robek, Lambung Berisi Darah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pacar Pemuda yang Keroyok Pelajar di Kemang hingga Tewas

Polisi Tangkap Pacar Pemuda yang Keroyok Pelajar di Kemang hingga Tewas

Megapolitan
Percepat Penanganan 'Stunting', Dinkes DKI Jakarta Targetkan Tak Ada Kasus Baru

Percepat Penanganan "Stunting", Dinkes DKI Jakarta Targetkan Tak Ada Kasus Baru

Megapolitan
Warga Eks Kampung Bayam Ingin Bangun Agrowisata di Hunian Sementara di Ancol

Warga Eks Kampung Bayam Ingin Bangun Agrowisata di Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pemakaman Pelajar Paket B yang Tewas Dikeroyok di Kemang

Isak Tangis Iringi Pemakaman Pelajar Paket B yang Tewas Dikeroyok di Kemang

Megapolitan
Hendak Bekerja di Ladang, Warga Temukan Bayi Baru Lahir di Tajurhalang

Hendak Bekerja di Ladang, Warga Temukan Bayi Baru Lahir di Tajurhalang

Megapolitan
Sama seperti di Tangsel, Ibu di Bekasi Juga Disuruh 'Icha Shakila' untuk Cabuli Anak Kandung

Sama seperti di Tangsel, Ibu di Bekasi Juga Disuruh "Icha Shakila" untuk Cabuli Anak Kandung

Megapolitan
Satpol PP Pulogadung Tegur PKL yang Masih Berjualan di Trotoar

Satpol PP Pulogadung Tegur PKL yang Masih Berjualan di Trotoar

Megapolitan
Polisi Segera Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Polisi Segera Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya

Megapolitan
Terjadi Lagi, Ibu Cabuli Anak Kandung di Bekasi

Terjadi Lagi, Ibu Cabuli Anak Kandung di Bekasi

Megapolitan
Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Megapolitan
Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Megapolitan
Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke