Euis sebenarnya mengakui, saking sepinya mal, omzetnya menurun drastis.
"Kalau masalah omzet, dahulu sesepinya bisa Rp 1 juta (per hari). Kalau Jumat, Sabtu, Minggu bisa Rp 4 juta. Sekarang mah seminggu bisa Rp 300.000," ujar Euis saat ditemui di lokasi, Senin (5/12/2022).
Kendati demikian, Euis memutuskan tetap sabar berjualan di mal yang berlokasi di sebelah Auditorium Balai Sarbini itu.
Ia mengaku tak terbebani oleh biaya sewa toko karena telah diberi keringanan oleh manajemen mal.
"Kami mainnya bagi hasil, dulu kan kami pedagang bayar sewa. Kalau sekarang tuh kami bagi hasil, bayar sewanya dibebasin," ucap dia.
Euis berujar, saat ini dia hanya perlu membayar jasa servis seperti kebersihan dan biaya listrik kepada manajemen Plaza Semanggi.
"Cuma bayar servis saja sama listrik," ujar Euis.
Selain itu, Euis juga tetap berjualan karena tak perlu menggaji pegawai. Ia selama ini berjualan seorang diri tanpa bantuan pegawai.
"Karena aku juga jaga sendiri, enggak gaji karyawan, jadi enggak terlalu berat biayanya," tutur Euis.
Euis menceritakan, toko pakaiannya yang bernama Groovy Style sepi pembeli sejak pandemi Covid-19 melanda DKI Jakarta.
Meski kini penularan Covid-19 berangsur-angsur reda, omzet penjualan Euis tak kembali meningkat seperti dahulu.
"Dulu sebelum pandemi (Covid-19) tertolong dari pengunjung pegawai kantoran dan anak kampus. Kalau sekarang kantor di lantai atas juga sudah pada tutup," tutur Euis.
Adapun aktivitas masyarakat di Plaza Semanggi kini tak lagi ramai seperti dahulu. Mal yang berada di Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, itu tampak sepi pengunjung.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejauh mata memandang, jumlah pengunjung yang datang ke Plaza Semanggi dapat dihitung jari.
Suara tawar menawar antara pedagang dan pembeli tak terdengar. Antrean pengunjung yang menunggu lift terbuka juga tidak terlihat.
Lantai GF dan UG Plaza Semanggi terlihat lowong karena banyak kios yang tutup.
Hanya terlihat beberapa toko kecil, sebuah restoran, dan tempat kopi dengan merek ternama yang masih bertahan buka di lantai tersebut. Beberapa eskalator mal juga terlihat mati.
Padahal, pusat perbelanjaan ini dahulu terkenal ramai didatangi oleh mahasiswa dari Universitas Katolik Indonesia Atmajaya dan pegawai kantoran.
Meski hari ini merupakan hari kerja, tak banyak mahasiswa atau pegawai kantoran yang terlihat berlalu-lalang di mal tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/05/19443151/cerita-pedagang-tetap-jualan-di-plaza-semanggi-meski-omzet-merosot-dapat