Di usianya yang sudah mencapai 359 tahun atau lebih dari tiga abad, wihara tersebut sudah memiliki 13 altar.
Ketua Perkumpulan Boen Hay Bio Vihara Karuna Jala, Tatang Yong Fendy (65), mengatakan, wihara itu terbentuk dari sebuah perkumpulan etnis Tionghoa.
Bermula pada masa kolonial, warga etnis Tionghoa dari sejumlah daerah mengungsi ke Batavia karena terjadi kerusuhan.
Tak lama setelah pelarian, mereka berniat kembali ke daerah asalnya.
Namun, karena kondisi masih keruh dengan suasana peperangan, warga etnis Tionghoa itu akhirnya memilih untuk singgah sementara waktu di wihara.
"Mereka mau kembali ke daerah dan singgah dulu di sini, sampai menunggu situasi benar-benar aman," kata Tatang saat ditemui pada Rabu (18/1/2023).
Seiring waktu, sejumlah warga yang berniat singgah sementara justru merasa aman dan nyaman tinggal di wihara.
Kemudian, mereka lebih memilih untuk bermukim di wihara, sehingga tempat itu menjadi lokasi pengungsian bagi warga etnis Tionghoa.
"Sudah dalam keadaan aman, justru banyak pengungsi yang memilih tinggal di sini. Akhirnya banyak umat juga yang berlari ke sini dan mengungsi," kata Tatang.
"Makin lama banyak orang, maka terus dibangun dan berlanjut ke perkumpulan Boen Hay Bio," lanjut dia.
Sejak saat itu, material demi material sesuai kepercayaan etnis Tionghoa mulai diletakkan di wihara. Lambat laun, wihara tersebut berdiri kokoh sebagai tempat ibadah.
Sekretaris Perkumpulan Boen Hay Bio Vihara Karuna Jala, Serly (21), mengatakan, awalnya perkumpulan itu mendirikan Vihara Boen Tek Bio dan Boen San Bio di Tangerang.
Lalu, lahirlah Boen Hay Bio di Tangsel. Ketiga vihara ini disebut sebagai tiga serangkai karena dibangun berdasarkan tradisi Boen yang merupakan satu keturunan.
Serly menjelaskan, arti dari Boen adalah sastra. Kemudian, Tek artinya kebajikan, dan Bio artinya tempat ibadah.
Sementara itu, San artinya gunung dan Hay artinya laut atau samudera.
"Boen Tek artinya orang pandai, cendekiawan. Boen San artinya pegunungan, sedangkan Boen Hay artinya lautan," kata Serly.
Karena bermakna lautan, maka dipajanglah patung kepiting di atas pintu gerbang wihara sebagai ciri khas Vihara Boen Hay Bio.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/19/05300011/sejarah-vihara-boen-hay-bio-tangsel-terbentuk-dari-perkumpulan-pengungsi