E mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan pemukulan seperti yang dilaporkan sang ibunda, HT (68), ke Polres Metro Jakarta Selatan.
"Saya cuma banting kursi waktu itu, enggak mukul dia sama sekali," ujar E di warung kopi miliknya, Kamis (16/2/2023).
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, E ditangkap polisi usai sang ibu membuat laporan soal penganiayaan ke polisi pada Rabu malam.
HT mengaku dipukuli anaknya, E, dengan kursi plastik hingga kursi itu patah karena ia memakan gorengan dagangan E.
Setelah membuat laporan polisi, HT diantar ke Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati untuk menjalani visum atas luka memar yang ada di tangannya.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam mengatakan bahwa, berdasarkan laporan HT, ia dipukul beberapa kali.
“Pukulan tersebut mengenai bagian dada, tangan, dan kaki terlapor," kata Ade Ary.
Pembelaan suami E
Suami E bernama Sabang menuturkan, mertuanya memiliki gangguan mental sejak lama. HT diklaim kerap membuat gaduh.
"Bukan bermaksud kasar, tetapi HT memang memiliki gangguan mental. Secara fisik dia terlihat tidak apa-apa, tetapi pikirannya agak terganggu. Mungkin stres kali, ya," ujar Sabang kepada awak media.
"Dia juga suka ngomong kasar, bahasa binatang gitu ke anak kecil. Padahal anak tersebut enggak salah apa-apa," tambah Sabang.
Lebih lanjut, Sabang mengungkap bahwa anak-anak HT memang sudah tidak tahan merawat sang ibunda.
Kelakuan HT yang sesekali di luar nalar dianggap mencoreng nama keluarga. Alhasil pihak keluarga pernah membawa HT ke Dinas Sosial (Dinsos) Bogor.
"Dia punya anak lima, tetapi semua anaknya sudah enggak mau dekat sama dia lagi. Soalnya suka bikin malu," kata Sabang.
"Kami juga sudah pernah membawa dia ke Dinsos yang ada di Bogor. Namun tidak ada perubahan," sambungnya.
Sabang juga mengaku bahwa ini bukan kali pertama HT melaporkan anak-anaknya, termasuk sang istri.
Ia mengungkap, HT sudah beberapa kali mendatangi Polsek Kebayoran Lama untuk membuat laporan.
Namun pihak Polsek tampaknya sudah jengah lantaran HT selalu membuat laporan serupa.
"Dia beberapa kali membuat laporan di polsek. Laporannya juga berkutat dengan hal-hal ini saja. Pernah sekali waktu dia bikin laporan katanya dibuang oleh anaknya," tandas Sabang.
Pengakuan korban
HT menceritakan langsung dugaan penganiayaan yang ia terima di depan awak media.
"Jadi jam 21.00 malam saya duduk di warungnya, mau ambil gorengan, mau pulang, buat sarapan pagi maksudnya. Terus dia marah-marah," ungkap HT.
E lantas cekcok dengan HT perihal gorengan tersebut.
Puncaknya, E mengambil kursi plastik yang ada di warungnya. Kemudian, E memukul HT dengan kursi tersebut.
"Saya bilang, 'Ini gorengan empat biji aja kalian marah-marah. Kalian enggak pernah ngasih beras, makanya aku ke sini buat numpang ke kalian. Kalian semua kan ku sekolahkan'. Dia marah, kemudian mengambil dua kursi plastik lalu ditimpa ke saya," kata HT.
"Diangkatnya kursi itu, (kata E), 'Keluar kau, keluar kau'. Dibantingkan kursi itu sampai hancur (ke badan saya). Sampai sakit semua ini, terutama di tangan," tambah HT seraya mengeluarkan air mata.
(Penulis : Dzaky Nurcahyo/ Editor : Nursita Sari, Ihsanuddin, Irfan Maullana)
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/16/18584801/ini-pembelaan-anak-yang-diduga-aniaya-ibu-kandung-karena-masalah-gorengan