Untuk diketahui, air yang hilang sebanyak itu menimbulkan kerugian hingga Rp 2,5 triliun per tahun.
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin berujar, pipa yang tergolong tua dan rusak menjadi penyebab sebagian besar NRW tersebut.
"NRW itu menyumbangnya 80 persen kerusakan pipa dan pipa tua," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Menurut Arief, selain pipa tua dan rusak, penyebab lain NRW itu adalah pencurian air atau mengambil air dari pipa PAM Jaya secara ilegal.
Ia menegaskan, jika terdeteksi ada aksi pengambilan air ilegal tersebut, PAM Jaya akan memberikan sanksi kepada pihak yang mengambil air secara ilegal itu.
"(Hingga) 20 persen (penyebab NRW) memang ada sambungan ilegal yang setiap saat dideteksi," ucapnya.
"Jadi, kalau ada masyarakat yang ketahuan nyambung ilegal, kami berikan sanksi," lanjut dia.
Arief menyebutkan, karena NRW menimbulkan kerugian hinggia triliunan rupiah, PAM Jaya berencana menangani hal tersebut.
Mereka berencana merevitalisasi seluruh pipa yang tersebar di Jakarta untuk menangani NRW.
PAM Jaya kini tengah mengkaji soal revitalisasi seluruh pipa tersebut.
Namun, Arief mengakui bahwa rencana revitalisasi ini memiliki satu kekurangan, yakni bakal mengganggu pembangunan pipa baru di Ibu Kota.
Sebagai informasi, PAM Jaya kini tengah membangun pipa-pipa baru di Jakarta.
"Jadi saat ini saya akan coba memfokuskan membangun pipa yang baru dulu. Kalau enggak lalu lintasnya akan padat luar biasa, kemacetan, gara-gara pembangunan pipa yang sangat panjang," urai Arief.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/09/21035671/kerusakan-pipa-hingga-pencurian-sebabkan-air-di-ibu-kota-hilang-466
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.