JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Sosial Jakarta Utara akhirnya membawa Sulih Warti (75), lansia yang sejak belasan tahun terakhir hidup di atas tumpukan sampah di rumahnya.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Utara Rizqon Hermawan mengatakan, pihaknya mendampingi keluarga dan merujuk Sulih Warti ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Kejiwaan Duren Sawit, Jakarta Timur.
“Tindak lanjut laporan warga tentang adanya lanjut usia diduga depresi, petugas merujuk lansia tersebut ke RSKD Duren Sawit, Jakarta Timur,” ungkap Rizqon Hermawan saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (6/4/2023).
Sebelumnya, petugas sudah berkomunikasi dan mengedukasi keluarga Sulih Warti soal pengecekan atau penanganan medis kejiwaan di rumah sakit jiwa.
"Saat ini warga tersebut sudah diantar ke RSKD Kejiwaan Duren Sawit, didampingi pihak keluarga," ucap Rizqon.
Hingga saat ini, pihaknya sedang menunggu hasil pemeriksaan RSKD terkait kondisi kejiwaan Sulih Warti.
Rizqon memastikan Sulih Warti bukan tergolong warga Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) terlantar.
“Karena yang bersangkutan merupakan lansia dan memiliki saudara. Posisi rumah saudaranya berseberangan dengan rumah beliau. Jadi bukan merupakan warga PPKS terlantar,” ungkap Rizqon.
Tumpukan sampah di rumah
Kondisi salah satu rumah di Kompleks Deperla Blok H 10, RT 007/RW 14, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara yang ditinggali Sulih Warti terlihat memprihatinkan.
Pasalnya, hampir 80 persen bagian rumah tersebut dipenuhi berbagai macam sampah, mulai dari kering hingga basah.
Sulih Warti yang merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara itu sudah tinggal di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan air sejak belasan tahun terakhir.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tumpukan sampah itu benar-benar memenuhi hampir seisi rumah.
Bahkan, pintu depan rumah tersebut juga sudah hampir tertutup tumpukan sampah.
Setiba di ruangan utama, posisi badan harus menunduk agar tidak mengenai plafon rumah. Rasanya sangat sulit untuk memindahkan kaki karena pijakan tidak rata.
Tembok rumah dengan cat hijau sudah mengelupas.
Hawanya pun terasa sangat lembab karena ventilasi udara sangat minim di rumah ini.
Sampah-sampah yang ada di sana mulai dari gelas plastik, kaleng, besi bekas, perabotan rumah, styrofoam, kertas, kulkas, rice cooker, lemari, dan lain-lain.
Terkadang, di balik sampah-sampah tersebut, ada serangga seperti nyamuk, belatung, kelabang, hingga tikus.
Bahkan, ada satu pohon beringin besar yang tumbuh di salah satu ruangan. Pohon tersebut tembus ke atap rumah Sulih Warti.
Hingga saat ini, sampah-sampah tersebut sudah mulai diangkut oleh para kreator konten yang tergabung di dalam perkumpulan Creator Peduli dan Creator Bersatu.
Mereka sudah mulai bekerja mengangkut sampah dalam rumah Sulih Warti sejak Senin (3/3/2023).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/06/18271351/nenek-sulih-warti-yang-tinggal-di-tumpukan-sampah-dibawa-ke-rskd-kejiwaan