Ia memiliki jadwal rutin untuk menjalani latihan fisik setiap dua jam.
"Jadi dia itu bisa latihan fisik dua jam sekali. Makanya bisa dilihat dia bisa berjalan dengan kondisi yang cepat," kata dokter spesialis saraf RS Mayapada, dr Yeremia Tatang Sp.N, di Jakarta, Minggu (16/4/2023).
Yeremia mengaku cukup kaget melihat perkembangan penyembuhan fisik D.
Apalagi, korban sebelumnya telah dinyatakan koma selama beberapa hari. Selain itu, kaki D dilaporkan menyusut akibat penganiayaan.
"Makanya bisa dilihat dia bisa berjalan dengan rentang waktu yang cukup cepat. Padahal sebelumnya koma dan otot kedua kaki susut," kata Yeremia.
Kendati demikian, progres positif kesembuhan D secara fisik tidak diikuti dengan progres yang apik secara kognisi.
Dia disebut masih mengalami gangguan memori jangka pendek. Ia bahkan bisa lupa dengan siapa bertemu meski waktu baru berlalu selama satu hari.
Oleh karena itu, tim dokter RS Mayapada memperbolehkan D untuk pulang. Tim dokter menilai kondisi lingkungan yang lebih alami disinyalir mampu merangsang kognisi.
"Tim dokter sepakat bahwa D sudah melewati masa akut, melewati masa kritis dan sekarang ini memasuki fase yang selanjutnya, yaitu masa pemulihan. Seluruh tim sepakat D membutuhkan lingkungan yang lebih natural, lingkungan yang dekat dengan keluarga. Dengan demikian D diperbolehkan untuk pulang," ujar dokter spesialis bedah saraf RS Mayapada, dr.Gibran Aditiara Wibawa Sp.BS, di Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/16/19495471/meski-fisiknya-berangsur-pulih-d-korban-mario-dandy-masih-alami-gangguan