JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyampaikan hak jawab atas pemberitaan "Dishub DKI Akui Penghapusan Trotoar dan Jalur Sepeda di Pasar Santa Malah Bikin Macet".
Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo berujar bahwa dia tak pernah menyebut penghapusan jalur sepeda dan pedestrian di persimpangan Pasar Santa, Jakarta Selatan, menjadi penyebab kemacetan.
Menurut dia, penyebab kemacetan di Persimpangan Pasar Santa adalah rekayasa lalu lintas di kawasan tersebut, yakni penutupan akses putar balik (u-turn).
"Penyesuaian (penutupan u-turn) dilakukan untuk memperbaiki kinerja lalu lintas yang mencakup ruas jalan dan jaringan, serta mengurangi durasi menumpuknya kendaraan di kawasan tersebut," ujar Syafrin dalam surat yang diterima Kompas.com, Selasa (18/4/2023).
"Dari hasil evaluasi tersebut, didapatkan hasil bahwa kapasitas Jalan Wolter Monginsidi tidak dapat menampung volume lalu lintas dari arah Jalan Wijaya 1, Jalan Tendean, dan Jalan Suryo," lanjutnya.
Oleh karena itu, kata Syafrin, Dishub DKI membatalkan penutupan u-turn di persimpangan Pasar Santa.
Pembatalan penutupan dilakukan dengan cara membuka barrier beton di u-turn persimpangan Pasar Santa.
Syafrin melanjutkan, usai membatalkan penutupan u-turn, Dishub DKI langsung menyusun rencana pengaturan lampu lalu lintas di Persimpangan Pasar Santa.
Hal itu dilakukan agar pergerakan pengendara kendaraan bermotor di lokasi tersebut bisa dioptimalkan.
"Nantinya, pengaturan pejalan kaki dan pesepeda ini akan mengikuti waktu siklus lampu lalu lintas," ucap Syafrin.
Kompas.com sebelumnya memberitakan bahwa Syafrin Liputo mengakui salah perhitungan dalam rekayasa lalu lintas di persimpangan Pasar Santa.
Syafrin mengatakan, pihaknya semula mengubah jalur sepeda dan trotoar menjadi jalan beraspal agar kendaraan dari Jalan Kapten Tendean menuju Jalan Wolter Monginsidi memiliki ruas yang cukup.
"Ada perhitungan bahwa pembukaan jalur baru (menghilangkan pedestrian) bisa membuat jalanan lebih lancar. Sebab ada lajur khusus yang bisa digunakan kendaraan dari arah Tendean ketika mengarah ke Jalan Wolter Monginsidi," ujarnya di Jakarta pada Senin (17/4/2023).
Namun, perhitungan yang dibuat Dishub DKI Jakarta tampaknya tak membuahkan hasil yang manis.
Usai jalur sepeda dan trotoar disulap menjadi jalanan, kemacetan di simpang Pasar Santa justru bertambah parah.
Syafrin menyebut adanya crossing di Jalan Wolter Monginsidi membuat lajur yang baru saja dibuka menjadi kurang efektif.
Hal itu dibuktikan dengan adanya penumpukan kendaraan di beberapa titik di sepanjang jalan tersebut, mulai dari crossing di Jalan Ciranjang, Jalan Ciragil, hingga Jalan Gunawarman.
"Crossing atau pertemuan dua jalur di Jalan Wolter Monginsidi membuat kapasitas menjadi sangat terbatas. Akhirnya tidak banyak kendaraan yang bisa ditampung meski ada pembukaan jalur baru," beber dia.
Oleh karena itu, Pemprov DKI berencana membangun kembali jalur sepeda dan trotoar di persimpangan Pasar Santa dari yang sebelumnya dihilangkan dan diganti jalan raya.
Jalur sepeda dan trotoar rencananya akan kembali dibuat di sekitar Pasar Santa atau tak jauh dari lokasi pertama.
"Kami akan membuat desain penataan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda dengan melibatkan komunitas, sebelum dilaksanakan penyediaan fasilitasnya," ujar Syafrin.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/19/07152011/hak-jawab-dishub-dki-persimpangan-santa-macet-akibat-penutupan-u-turn