JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang remaja berinisial A (14) memberanikan diri mempertahankan ponselnya dari penjambret.
Peristiwa ini terjadi di Jalan Bambu Kuning, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, pada Sabtu (27/5/2023).
Remaja perempuan itu nekat menghalangi dua laki-laki tak dikenal yang hendak merampas ponselnya.
Kala itu, hal yang terlintas di benaknya adalah betapa penuhnya ponsel itu dengan materi sekolah.
"Aku di sini (saat mencegah penjambretan) juga sambil mikir jangan sampai kejambret karena bakal enggak bisa ulangan kenaikan kelas," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (31/5/2023).
Oleh karena itu, ia menggenggam ponsel tersebut dengan sekuat tenaga saat para maling beraksi.
Hendak beli nasi
Siang itu, sekitar pukul 13.00 WIB, A sedang berjalan kaki bersama saudaranya. Mereka berniat untuk membeli nasi di warung dekat rumahnya.
Pada saat yang bersamaan, ada dua laki-laki yang berboncengan dengan satu unit sepeda motor.
Mereka berdua tampak bolak-balik selama tiga kali laiknya memantau situasi di Jalan Bambu Kuning.
Dua laki-laki itu menggunakan masker putih dan motor putih tanpa pelat nomor.
Menurut A, ada kemungkinan mereka sedang memeriksa apakah ada orang lain di jalanan itu atau hanya A dan saudaranya.
"Aku udah curiga mereka mau berbuat jahat. Pas mereka setop di depan, aku pindahin HP dari tangan kiri ke kanan. Tapi mereka keburu megang HP aku," ungkap A.
Menahan jambret sampai terseret
Ponsel A sempat diraih penjambret yang dibonceng penjambret lainnya.
A mengatakan, pikirannya yang tertuju pada materi sekolah membuatnya bertahan sekuat tenaga memegang ponselnya.
Jadi, meski pengemudi motor itu sudah menancap gas, A tetap mampu menahan aksi pencurian itu.
"Aku kayak megang lebih erat HP-nya pakai tangan, jadi mungkin karena ini HP enggak keambil," tutur dia.
"Makanya aku sampai keseret karena mereka berusaha ngambil, HP masih aku pegang. Enggak mau aku lepas ini HP. Makanya mereka langsung lepas dan kabur," imbuh A.
Tubuh terluka
Tubuh A penuh luka karena mempertahankan ponselnya sampai terseret motor.
"Kondisi aku sekarang masih sakit-sakit sih sama nyeri," tutur A.
A mengalami luka gores pada dengkul kiri, pinggul bagian kanan, dan siku kanan.
Meski demikian, ia tidak pergi ke fasilitas kesehatan untuk mengobatinya. A mengobati lukanya di rumah.
Korban trauma
Selain tubuh yang terluka, A juga mengalami trauma usai mengalami percobaan penjambretan.
A merasa takut setiap kali berada di luar rumah. Dia merasa seperti sedang diintai dan diikuti oleh orang-orang jahat yang hendak menjambretnya.
Sebisa mungkin, dia juga tidak membawa ponsel saat harus meninggalkan rumah.
"HP, kalau aku lagi keluar, aku tinggal di rumah. Atau masukin ke tas pas pulang ke rumah, takut kejadiannya keulang lagi," terang A.
Setiap berangkat sekolah, A selalu diantar keluarganya. Namun, ia selalu pulang sendiri atau bersama teman.
Meski begitu, temannya tinggal cukup dekat dengan sekolah A. Jadi, ia akan sendiri kembali saat pulang sekolah.
"Kalau pulang sekolah sekarang jadi deg-degan, jadi takut. Kalau lewat jalan sepi langsung lari, tapi diberaniin aja pulang sendiri," ucap dia.
Meski mengalami kejadian yang traumatis, A tidak melaporkan kejadian itu ke Polsek Cipayung.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/02/08214291/aksi-berani-remaja-hadapi-jambret-rela-terseret-dan-terluka-demi