JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk menyelesaikan polemik penutupan trotoar di depan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS).
Trotoar di depan Kedubes AS itu sejak 2013 lalu ditutup dengan besi, beton dan kawat berduri sehingga tak bisa dilewati pejalan kaki.
"Dinas Bina Marga akan berkoordinasi dengan unsur Pemprov DKI Jakarta terkait dan juga dengan Kemenlu RI dan Kedubes AS untuk mendapatkan solusi teknis terbaik bagi semua pihak," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas Bina Marga DKI, Wiwik Wahyuni kepada wartawan, Selasa (6/6/2023).
Wiwik mengatakan, upaya tersebut dilakukan untuk menampung aspirasi dari masyarakat, khususnya pejalan kaki yang keberatan dengan penutupan jalur pedestrian itu.
"Aspirasi masyarakat dapat menggunakan trotoar jalur pejalan kaki di depan Kedubes AS di Jalan Medan Merdeka Selatan dan juga memperhatikan bahwa pada area tersebut juga terdapat perimeter pengamanan Kedubes," ucap Wiwik.
Terpisah, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Sung Y Kim bersedia membuka penutup trotoar di depan kantornya.
Lewat akun Twitter resminya @USAmbIndonesia, Sung Y Kim menyatakan bahwa dia dan jajaran Kedutaan Besar AS menyambut baik keinginan warga untuk menggunakan fasilitas umum tersebut.
"Aksesibilitas, keamanan, dan walkability adalah faktor pertimbangan penting untuk kota besar seperti Jakarta," ujar Sung Y Kim seperti dikutip pada Selasa (6/6/2023).
Kini, lanjut Sung Y Kim, Kedutaan Besar AS tengah menanti kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk membuka trotoar jalan tersebut.
"Kami menyambut baik dan menantikan kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk pembukaan kembali trotoar di depan Kedubes AS," kata Sung Y Kim.
Namun, ia tidak menjelaskan lebih jauh alasan trotoar itu ditutup sejak awal.
Untuk diketahui, koalisi pejalan kaki sebelumnya memprotes kondisi trotoar di depan Kedubes AS itu.
Pasalnya, trotoar yang membatasi Jalan Medan Merdeka Selatan dengan Gedung Kedubes AS ditutup menggunakan beton moveable concrete barrier (MCB) dan kawat berduri.
Pantauan Kompas.com, Selasa (6/6/2023), beberapa beton dengan panjang sekitar satu meter diletakkan melintang di atas trotoar, dekat tembok pembatas Gedung Kedubes AS.
Sementara itu, di depan Gedung Kedubes AS, terdapat water barrier yang diletakkan melintang di trotoar sehingga menutup akses jalan.
Selain itu, kawat berduri juga terpasang di trotoar antara depan Gedung Kedubes AS dengan Istana Wakil Presiden RI.
Beton-beton MCB berbagai macam warna juga diletakkan berjajar di sisi kiri bahu jalan, "membentengi" trotoar di depan Gedung Kedubes AS.
Petugas keamanan Gedung Kedubes AS tampak berjaga di area trotoar. Mereka sesekali mengingatkan pejalan kaki untuk melintas di bahu jalan.
Kondisi ini membuat pejalan kaki tak bisa melintas di trotoar depan Gedung Kedubes AS. Mereka terpaksa berjalan di jalan raya.
Pejalan kaki baru bisa berjalan lagi di trotoar setelah melewati depan Gedung Kedubes AS, tepatnya di depan Istana Wakil Presiden.
Berdasarkan catatan Kompas.com, trotoar di depan Gedung Kedubes AS sudah ditutup sejak 2013. Kala itu, gedung kedutaan masih dibangun.
Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta menyampaikan bahwa trotoar akan kembali dibuka setelah pembangunan Gedung Kedubes AS selesai.
Namun, nyatanya trotoar itu masih ditutup hingga saat ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/06/17542211/pemprov-dki-koordinasi-dengan-kemenlu-terkait-penutupan-trotoar-kedubes