JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan kualitas udara di Jakarta semakin memburuk seiring dengan datangnya musim kemarau.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengatakan, peningkatan konsentrasi polutan di Jakarta sudah terlihat sejak April 2023.
Kala itu, rata-rata bulanan konsentrasi PM 2,5 sebesar 29,75 mikrogram per kubik.
Angka ini kemudian naik hampir dua kali lipat menjadi 50,21 mikrogram per kubik pada Mei 2023.
Kemudian, berdasarkan data dari IQAir, indeks kualitas udara di Jakarta selalu berada di angka 150 ke atas sejak Jumat (19/5/2023).
Angka itu jauh dari indeks kualitas udara baik yang harus berada di kisaran angka 0-50.
Jakarta bahkan menjadi wilayah dengan kualitas udara terburuk di dunia versi IQAir pada Selasa (6/6/2023) lalu.
Melansir data dari situs tersebut, indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 157 dengan polutan utamanya yakni PM 2,5 dan nilai konsentrasi 67 mikrogram per meter kubik.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyampaikan, memburuknya kualitas udara di Jakarta tak lepas dari pengaruh emisi yang dihasilkan kawasan industri di wilayah penyangga Ibu Kota.
"Karena adanya pergerakan polutan akibat pola angin yang membawa polutan bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain," ujar Sub Koordinator Kelompok Pemantauan Lingkungan Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Rahmawati, Kamis (8/6/2023).
Menanggapi polusi udara di Jakarta tersebut, Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono berkelakar bakal meniup polusi dari kawasan industri yang berembus ke Jakarta.
“Saya tiup saja," ujar Heru sambil memeragakan cara meniup di hadapan awak media, Senin (12/6/2023).
Heru juga tak menjelaskan lebih lanjut upaya apa yang bakal dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Di sisi lain, Heru justru menjelaskan solusi permasalahan polusi yang diakibatkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor.
Menurut dia, masalah tersebut bisa diatasi dengan mendorong penggunaan kendaraan bertenaga listrik di masyarakat.
"Ya dipercepat motor listrik, mobil listrik, terus bahan bakarnya yang memang memenuhi syarat. Ya, harus semua pihak mengikuti lah," kata Heru.
(Penulis : Tria Sutrisna/ Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Abdul Haris Maulana)
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/12/20443941/buruknya-kualitas-udara-jakarta-dan-kelakar-pj-gubernur-hendak-tiup