Salin Artikel

Tamatnya Riwayat Prada DR di TNI, Dipecat Tak Hormat Usai Gelap Mata Habisi Ayahnya di Bekasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Riwayat karier Prajurit Dua (Prada) DR tamat usai secara gelap mata mengabisi ayahnya berinisial WCP (48) di warungnya sendiri pada Kamis (29/6/2023).

Adapun WPC merupakan seorang pedagang sate di kawasan Medan Satria, Bekasi. Ia tewas dengan luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya, yang paling mencolok ada di bagian dada.

Salah satu warga bernama Nurmuji (58) mengatakan, jasad korban ditemukan di salah satu ruangan di warung tempat WPC berdagang.

Pelaku atau DR merupakan anak korban yang saat itu dalam proses pemecatan dari satuan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) karena desersi sebelum terjadinya pembunuhan.

Desersi merupakan tindakan meninggalkan tugas tanpa pemberitahuan melewati jangka waktu yang telah ditentukan.

Kini, DR ditahan di Detasemen Polisi Militer Jaya 2 Cijantung untuk mempertangungjawabkan perbuatannya. DR juga telah diberhentikan secara tidak hormat dari satuan TNI AD.

"Pelaku diberhentikan dengan tidak hormat dari satuannya karena terbukti melakukan pelanggaran berat," kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar, Jumat (30/6/2023).

Kesal tak diberi uang

Irsyad mengungkapkan, pembunuhan WCP (48) dilatarbelakangi rasa kesal karena anaknya itu tak diberi uang. Adapun uang itu diduga untuk bekal DR mencari pekerjaan.

Sebelum membunuh ayahnya, Prada DR sedang dalam proses pemecatan dari TNI karena desersi. Adapun permintaan DR pada Senin (26/6/2023) itu tak dipenuhi ayahnya

Akhirnya, keduanya terlibat cekcok dan tidak saling bertegur sapa. Pada Kamis (29/6/2023), DR melampiaskan kekesalannya dengan menghabisi ayahnya.

"Pukul 06.00 WIB, pelaku masuk dalam kamar korban dan melihat ada sangkur di meja. Pelaku kemudian mengambil sangkur dan menikam korban," ucap Irsyad.

WCP lalu tewas akibat hunjaman sangkur di dada, punggung, lengan, dan kepala bagian belakang saat sedang tidur. Diketahui, WPC ditikam tepat di bagian punggung sebanyak lima kali.

Minta uang untuk kebutuhan sehari-hari

Kapolsek Medan Satria Kompol Nur Aqsha Ferdianto mengatakan, alasa Prada DR bunuh ayahnya itu lantaran kesal gara-gara tidak diberikan uang Rp 8 juta.

"Motif ataupun modus operandi yang melatarbelakangi pelaku yaitu pelaku meminta uang kepada korban," ujar Nur Aqsha, Jumat.

Aqsha menuturkan, pelaku meminta uang kepada korban sebesar Rp 8 juta untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, korban tidak menuruti keinginan anaknya.

Kekesalan itu membuat DR gelap mata menusuk ayahnya sendiri di warung sekaligus rumahnya. Soal dugaan DR depresi, polisi masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut terhadap pelaku.

Polisi juga ikut menyita barang bukti pisau yang digunakan pelaku untuk menusuk korban. Kendati demikian, polisi belum bisa memastikan berapa kali korban ditusuk.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/30/16003511/tamatnya-riwayat-prada-dr-di-tni-dipecat-tak-hormat-usai-gelap-mata

Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Terlihat Ceria tapi Perlu Pemeriksaan Psikolog

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Terlihat Ceria tapi Perlu Pemeriksaan Psikolog

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Jakarta pada 4-10 Juni 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Jakarta pada 4-10 Juni 2024

Megapolitan
Penyesalan Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel, Menangis Tersedu-sedu dan Tak Nafsu Makan

Penyesalan Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel, Menangis Tersedu-sedu dan Tak Nafsu Makan

Megapolitan
Warga Jaktim Pilih ke Pasar Malam Bersama Kekasih, Tak Sampai Rp 100.000 Dapat Makanan dan Hiburan

Warga Jaktim Pilih ke Pasar Malam Bersama Kekasih, Tak Sampai Rp 100.000 Dapat Makanan dan Hiburan

Megapolitan
Senang Ada Pasar Malam di Jaktim, Warga: Anak Belajar Sosialisasi ketimbang Cuma Main Ponsel

Senang Ada Pasar Malam di Jaktim, Warga: Anak Belajar Sosialisasi ketimbang Cuma Main Ponsel

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Dapat Keluhan dari Orangtua Siswa Soal Minimnya Sosialisasi Proses PPDB

DPRD Kota Bogor Dapat Keluhan dari Orangtua Siswa Soal Minimnya Sosialisasi Proses PPDB

Megapolitan
Jukir di Cipayung Perkosa 2 Anak Tiri Saat Ditinggal Istri Bekerja

Jukir di Cipayung Perkosa 2 Anak Tiri Saat Ditinggal Istri Bekerja

Megapolitan
Kagetnya Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel, Tak Sangka Videonya Viral hingga Alami Penurunan Berat Badan

Kagetnya Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel, Tak Sangka Videonya Viral hingga Alami Penurunan Berat Badan

Megapolitan
Ada Perbaikan Rel antara Stasiun Palmerah-Kebayoran, Keberangkatan 8 KRL Terlambat

Ada Perbaikan Rel antara Stasiun Palmerah-Kebayoran, Keberangkatan 8 KRL Terlambat

Megapolitan
Jelang Puncak Ibadah Haji 2024, Jemaah Asal Jakarta Diminta Tak Hanya Siapkan Fisik, tetapi Juga Mental

Jelang Puncak Ibadah Haji 2024, Jemaah Asal Jakarta Diminta Tak Hanya Siapkan Fisik, tetapi Juga Mental

Megapolitan
Polisi: Jukir di Cipayung Sudah Setubuhi Anak Tirinya Lebih dari 50 Kali

Polisi: Jukir di Cipayung Sudah Setubuhi Anak Tirinya Lebih dari 50 Kali

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Terima Banyak Aduan soal PPDB, Mayoritas Persoalkan Situs Eror

DPRD Kota Bogor Terima Banyak Aduan soal PPDB, Mayoritas Persoalkan Situs Eror

Megapolitan
Jelang Puncak Ibadah Haji 2024, Pemprov DKI Pastikan Jemaah Dalam Kondisi Baik

Jelang Puncak Ibadah Haji 2024, Pemprov DKI Pastikan Jemaah Dalam Kondisi Baik

Megapolitan
Mengenal Kartu Lansia Jakarta: Manfaat, Syarat, dan Cara Mendapatkannya

Mengenal Kartu Lansia Jakarta: Manfaat, Syarat, dan Cara Mendapatkannya

Megapolitan
2 Pria Buat Onar di Palmerah, Peras dan Tipu Penjual Ayam Goreng dengan Modus Tukar Uang

2 Pria Buat Onar di Palmerah, Peras dan Tipu Penjual Ayam Goreng dengan Modus Tukar Uang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke