Gira mengatakan, awalnya dia melalui proses interview di ruko tersebut. Namun proses itu tidak seperti interview kerja lainnya.
"Cuma ditanya nama, alamat sekarang, setelah itu dia (pihak ruko) jelaskan tentang jobdesk dan salary," kata Gira saat dihubungi, Jumat (28/7/2023).
Pihak ruko juga tiba-tiba meminta bayaran kepada Gira dengan dalih untuk pelatihan yang tidak dijelaskan secara detail.
"Tiba-tiba dia menjelaskan kalau ada pembayaran nominal sekian juta untuk pelatihan," ucapnya.
Gira sempat menolak karena tidak mempunyai uang. Namun dia tetap dimintai uang, pada akhirnya ia mencoba untuk membayar DP.
"Aku tolak karena enggak singkron dengan di web, akhirnya kata dia enggak apa-apa DP dulu. Aku coba dulu saja kan nominal Rp 350.000, eh terus disuruh menghadap ke bos lantai tiga," ucapnya.
Orang yang disebut Gira sebagai bos itu memberikan penjelasan dan mewajibkan pelamar menandatangani surat di atas materai.
"Aku teliti dan baca surat itu, sampai aku bilang aku belum bisa tanda tangan, aku alibinya uangnya baru ada besok atau lusa," kata Gira.
Gira melanjutkan, orang tersebut tetap memaksanya untuk membayar saat itu juga dengan cara apapun, termasuk meminjam.
"Mereka tetap maksa aku untuk bayar saat itu juga, disuruh menelpon pihak keluarga dan disediakan ruang tunggu," ujarnya.
Gira menyadari kalau surat tersebut bukan kontrak kerja melainkan surat penandatangan tidak bisa menuntut pihak ruko.
"Tapi mereka paham kalau aku sudah tahu kalau surat-surat itu bukan kontrak kerja, tapi lebih tepatnya isian kalau kita enggak bisa menuntut mereka lewat jalur hukum," ucapnya.
Gira berhasil keluar ruko tersebut setelah berpura-pura izin ke toilet. Ia juga mendapat bantuan dari ojol yang langsung tancap gas saat menjemputnya di depan ruko.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/28/18580281/ditahan-di-ruko-korban-loker-palsu-yang-diselamatkan-ojol-di-bekasi