Salin Artikel

Detik-detik Penangkapan Senior Pembunuh Mahasiswa UI: Ditangkap di Depan Pacar Usai Shalat Jumat

DEPOK, KOMPAS.com - Altafasalya Ardnika Basya (23), tersangka pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berinisial MNZ (19) ditangkap polisi pada Jumat (4/8/2023) siang.

Mahasiswa semester 6 itu diciduk aparat di kontrakannya di Kukusan, Depok, Jawa Barat.

Penjaga kontrakan yang ditempati Altaf, Sunarsih (46), mengungkapkan detik-detik penangkapan oleh dua polisi waktu itu.

Awalnya, dua polisi menyatroni kontrakan yang dijaga Sunarsih sekitar pukul 11.00 WIB.

Keduanya datang dengan ramah dan menyampaikan maksud serta tujuan kedatangan mereka.

"Mereka izin mau ketemu salah satu penghuni kontrakan, tapi enggak bilang siapa," ujar dia kepada wartawan, Minggu (6/8/2023).

Tak lama menunggu, Altaf tiba-tiba datang ke kontrakannya sekitar pukul 12.00 WIB.

Ia datang ditemani sang pacar dengan mengendarai kendaraan roda dua.

Sunarsih sempat bertanya kepada tersangka hendak pergi ke mana.

"Mau ambil barang, terus diantar ke wilayah Kelapa Dua," ujar Sunarsih menirukan jawaban Altaf.

Namun, setelah Altaf mengambil sejumlah barang di dalam kontrakan, seorang polisi tiba-tiba menghampiri tersangka.

Ia memintanya secara baik-baik untuk ikut ke kantor polisi.

"Saya langsung kaget pas tahu yang ditangkap itu dia (Altaf). Dia juga nurut, enggak ada perlawanan, dan pergi begitu saja meninggalkan pacarnya," tutur Sunarsih.

"Dia dibawa pas banget setelah waktu shalat Jumat. Mungkin sekitar 12.30 WIB," lanjut dia.

Pacar Altaf yang kebingungan akhirnya bertanya-tanya mengapa pacarnya dibawa polisi.

Ia bahkan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. 

"Kenapa dia dibawa sama polisi? Ada apa? Ini beneran, Bu?" tanya sang pacar, sebagaimana ditirukan Sunarsih.

Penggeledahan kontrakan

Setelah Altaf dibawa ke Polres Metro Depok, ia tersangka sempat kembali ke kontrakan.

Altaf kembali ke kontrakan untuk menunjukkan barang bukti pembunuhan yang dilakukan kepada MNZ.

Sunarsih mengatakan, Altaf datang dengan kedua tangan diborgol gerakannya tidak bisa leluasa.

Ia hanya bisa menunjukkan lokasi penyimpanan bukti perbuatannya kepada MNZ.

Selain mengambil sebuah laptop dan HP yang dicuri tersangka dari korban, polisi turut menemukan pakaian yang dikenakan saat hari pembunuhan.

Sunarsih mengatakan, pakaian berjenis sweater itu ditemukan di sela-sela tembok kontrakan.

Sweater berwarna putih itu ditemukan dalam keadaan terbungkus plastik.

Ketika plastik pembungkusnya dibuka, banyak bercak darah yang masih membekas.

"Memang di sweater itu juga terlihat ada bekas darah. Jadi sesuai sama yang dipakai sebelumnya sama dia pas hari Rabu," ungkap Sunarsih.

"Sweater itu juga ditemukan karena Altaf mengaku ke polisi. Dia bilang pakaian bekas membunuh ditaruh di sela-sela tembok. Dia bilangnya sih belum sempat buang," lanjut dia.

Bikin geger satu kontrakan

Adha Amin Akbar (22), teman satu kontrakan Altaf mengaku kaget dengan peristiwa ini.

Ia tak menyangka temannya itu bisa melakukan hal-hal di luar batas.

Padahal, Altaf dan korban tak memiliki hubungan yang begitu dekat.

Akbar yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa Sastra Rusia itu mengaku MNZ sebenarnya lebih dekat dengan dirinya dibanding tersangka.

"Dia enggak dekat sama korban. Justru saya yang lebih dekat, karena korban adalah staf saya langsung di himpunan," tutur dia kepada wartawan.

Mahasiswa yang tergolong pintar

Akbar mengungkapkan, Altaf tergolong mahasiswa pintar. Menurut dia, sejumlah dosen mengakui kemampuan tersangka.

"Kalau berdasarkan informasi dari dosen, dia (tersangka) sebenarnya anak yang pintar," ucap dia.

Namun, nilai akademik Altaf kian menurun ketika tersangka menemui masalah saat berinvestasi di instrumen kripto.

Kerugian yang kian menggunung disinyalir membuatnya tidak fokus.

Altaf diduga menderita kerugian mencapai Rp 80 juta.

Akbar mengatakan, tersangka merugi karena salah perhitungan saat bermain kripto.

"Dia sempet mention soal itu (penyebab kerugian kripto). Dia mengaku hal itu disebabkan karena tebak-tebakan lah kasarnya, kan harus tebak-tebakan tuh kapan naik dan kapan turun, yang saya tahu penyebab kehilangan uangnya ya itu (salah tebak)," ungkap dia.

Akibat kerugian itu, Altaf kesulitan membayar biaya kontrakan yang ditanggung bersama-sama.

Altaf bahkan sering berkeluh kesah karena masalah itu tak kunjung selesai.

"Sempat mengeluh juga dia, dia kebingungan dan pusing untuk mencari uang (kontrakan). Tapi dia hanya mengeluh saja, enggak ngomongin bagaimana cara dia menyelesaikan masalah ini," kata Akbar.

"Dia juga sempat mengeluh susahnya mencari pinjaman untuk mengganti kerugian dengan nominal besar," lanjut dia.

Sebagai informasi, peristiwa pembunuhan MNZ oleh Altaf terjadi pada Rabu (2/8/2023).

Namun, jenazah korban baru ditemukan pada Jumat, (7/8/2023) atau dua hari setelah peristiwa pembunuhan.

Wakil Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKP Nirwan Pohan mengatakan, penemuan jenazah itu bermula saat keluarga korban tak bisa menghubungi MNZ.

Kemudian, salah satu kerabat korban mengunjungi indekos MNZ di Kukusan.

Penjaga indekos dan kerabat korban lantas menemukan jenazah MNZ yang terbungkus plastik hitam di kolong tempat tidur.

Setelah jenazah ditemukan, polisi memeriksa sejumlah saksi dan menangkap Altaf di hari yang sama.

Altaf mengaku membunuh korban untuk merampas barang berharga miliknya. Hal itu dilakukan karena pelaku terjerat utang pinjaman online.

Tersangka dijerat dengan pasal berlapis dan terancam hukuman mati.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/07/11022081/detik-detik-penangkapan-senior-pembunuh-mahasiswa-ui-ditangkap-di-depan

Terkini Lainnya

'Tapera Bakal Jadi Beban Tambahan Guru dengan Gaji Sangat Kecil dan Kurang'

"Tapera Bakal Jadi Beban Tambahan Guru dengan Gaji Sangat Kecil dan Kurang"

Megapolitan
Belajar dari Kasus Ibu Cabuli Anak, KPAI: Orangtua Belum Tentu Menjamin Keamanan Anak

Belajar dari Kasus Ibu Cabuli Anak, KPAI: Orangtua Belum Tentu Menjamin Keamanan Anak

Megapolitan
KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Vandalisme, KCI Bakal Ambil Tindakan Tegas

KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Vandalisme, KCI Bakal Ambil Tindakan Tegas

Megapolitan
Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Megapolitan
Kronologi Kasus 'Bullying' Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Kronologi Kasus "Bullying" Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Megapolitan
Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Megapolitan
Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Megapolitan
Siswi SD Korban 'Bullying' di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Siswi SD Korban "Bullying" di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Megapolitan
Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Megapolitan
Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang 'Berlubang' hingga Minim Penerangan

Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang "Berlubang" hingga Minim Penerangan

Megapolitan
Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Megapolitan
Polisi Koordinasi ke Kominfo untuk 'Takedown' Video Ibu Cabuli Anak yang Viral di Medsos

Polisi Koordinasi ke Kominfo untuk "Takedown" Video Ibu Cabuli Anak yang Viral di Medsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke