Salin Artikel

Nasib Apes Pengidap Epilepsi di Cakung, Penyakit Kambuh Malah Dituduh Pencuri dan Dipukuli

Ia malah dikira maling dan jadi sasaran amuk massa saat gejala penyakitnya kambuh.

Awalnya, YR sedang berada di kantornya, kawasan PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Cakung, Jakarta Timur.

Tiba-tiba, tubuh YR terasa dingin. Ia mulai linglung. 

"Jadi saya cuma duduk di ruangan saja, (lalu) saya muter-muter. Lama-lama saya enggak ngerti, dalam keadaan sadar dan tidak sadar, saya keluar kantor dan sudah jalan sampai ke depan sebuah perusahaan," ujar dia ketika dihubungi, Kamis (24/8/2023).

YR sudah mengidap epilepsi selama puluhan tahun. Ia paham betul gejala-gejala menuju kejang, salah satunya linglung.

Karena merasa gejala penyakitnya mulai parah, YR bersandar pada salah satu motor pegawai perusahaan setempat yang terparkir di tepi jalan.

Berdasarkan ingatan YR dan keterangan sejumlah saksi, pemilik motor melihat YR dan mengira motornya akan dicuri.

Sejumlah petugas sekuriti di perusahaan tempat kerja pemilik motor pun menghampiri YR dan menginterogasi korban.

"Saya duduk di motor, linglung saja, tahu-tahu dipegangin dan diikat pakai kabel ties," ujar YR.

Dituduh mencuri

Para petugas sekuriti juga mengira YR hendak mencuri motor itu. Bahkan, petugas sekuriti menuduh YR sebagai orang yang sering mencuri motor di kawasan itu.

Iwan (55), rekan korban, mengatakan bahwa sejumlah saksi melihat YR mengambil kunci motor dari sakunya.

Dalam keadaan linglung, YR memasukkan kunci itu ke kontak kunci motor yang dijadikan tempat bersandar.

"Yang jelas, korban sempat menggerakkan setang motor. Bukan untuk mencuri, tapi karena dia sedang linglung. Pemilik motor tiba-tiba datang dan tiba-tiba ramai," kata Iwan ketika dihubungi, Kamis.

Bela diri tapi tak didengar

YR ingat betul bahwa ia sudah membela diri saat dituduh mencuri. YR mengatakan bahwa ia adalah karyawan setempat.

Bahkan, ia masih mengenakan seragam dan membawa kartu identitas dari kantornya.

Namun, orang-orang itu tak mendengarkan penjelasan YR. Mereka langsung memegangi dan memukuli YR. Kepalanya ditahan dan dihantam dengan lutut.

"Lukanya di bibir sama agak sedikit benjol dekat pelipis kiri. Saya langsung suruh mereka panggil sekuriti dari tempat saya bekerja," tutur YR.

Petugas sekuriti dan supervisor di tempat kerja YR kemudian tiba di lokasi kejadian. Mereka melihat YR dalam keadaan babak belur.

Kepada supervisor di tempat kerjanya, YR mengaku tidak tahu apa-apa lantaran masih linglung akibat epilepsinya kambuh.

Supervisor itu pun membela YR dan mengatakan bahwa YR seharusnya tidak asal dipukuli.

"Sama sekuriti (yang menuduh maling) dibalas, katanya teman-teman saya enggak ada di lokasi. Mereka balas lagi, 'Teman saya masih pakai seragam dan identitasnya ada, malah masih dipukuli'. Yang mukulin saya juga bukan dari sekuriti perusahaan, tapi dari orang yang lewat," ungkap YR.

Berdasarkan video yang diterima Kompas.com, sekuriti di tempat kerja pemilik motor hanya menahan YR.

Sementara itu, pelaku yang menghantam kepala YR dengan dengkulnya adalah orang lain, entah siapa.

Sesalkan perilaku sekuriti

YR pun menyesalkan perilaku petugas sekuriti lantaran menuduhnya sebagai seseorang yang hendak mencuri motor.

Bahkan, mereka menahan tubuh YR dan membiarkan seorang laki-laki tidak dikenal menghantam kepala YR dengan dengkul.

"Yang saya kecewakan dari peristiwa ini adalah kode etik dari tim keamanan," ungkap YR.

Menurut dia, tidak sepantasnya sejumlah petugas sekuriti itu menahannya tanpa interogasi terlebih dulu di pos keamanan.

Mereka justru menahan tubuh YR di pinggir jalan dan membiarkan orang lain memukulinya.

"Kalau kode etik tim keamanan, maling atau bukan maling, bawa ke pos buat diinterogasi. Benar atau salah, urusannya di polisi," tegas YR.

"Saya dipukuli di pinggir jalan seolah-olah saya maling jemuran. Menurut saya, enggak harus sampai begitu. Yang mukul saya tinggal mukul, sementara sayanya diikat (dan ditahan)," imbuh dia.

Berujung damai

Setelah kejadian itu, YR langsung dibawa ke RS ANTAM sekitar pukul 23.00 WIB. Ia diobati di sana.

Setelah itu, YR dan orang-orang yang menahan dan memukulinya menuju pos polisi setempat.

"Dalam hati, daripada ribet ke RS Polri untuk visum, saya bilang, gimana baiknya ke supervisor. Kata dia, coba jalur mediasi," terang YR.

"Ternyata, mediasinya, dari pihak pelaku hanya mengakui kesalahan telah memukul dan membuat saya luka. Dia siap tanggung semua biaya pengobatan, tapi dengan kemampuan dia," imbuh dia.

Akhirnya, kedua belah pihak setuju untuk menyelesaikan kasus pemukulan salah sasaran secara damai. Mereka menandatangani surat mediasi di atas meterai.

"Saya sendiri memaafkan pelakunya karena dia enggak ngerti saya sedang mengalami gejala epilepsi malam itu. Kalau ngerti, dia enggak akan melakukan pemukulan," ucap YR.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/25/06304741/nasib-apes-pengidap-epilepsi-di-cakung-penyakit-kambuh-malah-dituduh

Terkini Lainnya

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke