Salin Artikel

Membentangkan 1 Kilometer Kain Persatuan di Monas...

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah gulungan besar kain ulos warna-warni di atas mobil bak menarik perhatian saya, reporter Kompas.com Xena Olivia usai meliput aksi bela damai Palestina di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Siang itu, Minggu (5/11/2023), Ibu Kota mendung. Bahkan, rintik hujan sesekali turun menyebabkan hawa berubah dingin dari panas yang menusuk.

Namun, sejumlah massa yang mengatasnamakan Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara dan Yayasan Pusuk Buhit tampak semangat menarik kain ulos danau toba. Bahkan, mereka mengajak warga sekitar untuk ikut membentangkan kain itu di sisi Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat.

“Ayo, tarik terus! Biar Ulos ini jadi pemersatu kita, siapapun kita!” kata sang orator dari atas mobil.

Sembari memerhatikan aksi itu, saya berkesempatan untuk berbincang dengan seorang pegiat ulos Adlin Panjaitan. Ternyata, aksi pembentangan kain ulos sepanjang 1 kilometer adalah sebuah bagian untuk menerima penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

“Kami membentangkan ulos ini sepanjang 1 kilometer. Insha Allah akan dapat rekor MURI. Lalu, kami juga sudah melayangkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat hari peringatan ulos tanggal 17 Oktober,” kata Adlin.

Menurut Adlin, ulos tak hanya eksklusif untuk masyarakat suku Batak saja, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia. Dengan tema “Ulos for Indonesia”, pihaknya berharap Ulos juga bisa jadi kain pemersatu seperti batik.

Selain itu, lantaran bertepatan dengan adanya aksi damai untuk Palestina, kegiatan ini menjadi salah satu bentuk dukungan.

“Ini momen untuk memperkenalkan, karena yang hadir bukan hanya dari satu suku. Ada banyak dari jutaan orang,” lanjut Adlin.

Dibuat 100 penenun selama dua tahun

Proses pembentangan ulos sepanjang 1.000 meter ini memakan waktu sepanjang dua tahun lamanya. Spesial oleh 100 penenun asal Pematangsiantar, Sumatera Utara.

“Ini enggak tiba-tiba jadi, bukan. Ini butuh persiapan dan dikerjakan matang-matang sehingga jadilah seperti ini. Dibuat oleh ibu-ibu UMKM di Siantar sebanyak 100 orang,” kata Adlin.

Mulanya, kain itu merupakan lembaran panjang. Kemudian, disatukan hingga panjangnya mencapai 1 km.

“Awalnya dari 50 meter kain disatukan, disambung-sambung. Lalu Ulos ini ada artinya, misal ada lambang-lambang persatuan, perdamaian. Masing-masing kain ada artinya tersendiri. Misal, hijau ini kan warna Sumatera Utara yang melambangkan perdamaian,” lanjut dia.

Adapun makna tersirat dari pembentangan ini adalah bagaimana kain Ulos bisa menjadi pemersatu Indonesia sebagai negara yang luas, dari Sabang sampai Merauke.

“Yang datang sekarang di sini juga bukan hanya orang Batak. Ada teman-teman dari Jawa Timur, Makassar, dan mereka boleh datang dengan kesukarelaan,” ujar Adlin.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara Lingga Nasution menimpali, mereka datang ke Monas sebagai salah satu ikon di Indonesia.

“Kita ingin mengulosi Indonesia. Ingin mempersatukan, tidak ada unsur politik sama sekali,” tegas dia.

Tahun depan, mereka berencana untuk kembali menggelar tarik ulos lagi di Monas. Namun, dengan kain yang lebih panjang lagi.

Mereka juga berharap agar Presiden RI Joko Widodo bisa menetapkan 17 Oktober sebagaimana hari ulos nasional.

“Sebagaimana hari batik nasional, supaya ulos bisa dipakai oleh seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Lingga.

Selama pembentangan ulos berlangsung, warga sekitar yang kebanyakan terdiri massa aksi damai bela Palestina, tampak antusias saat ikut menarik kain hingga terbentang sempurna.

“Ayo, lagi. Sebentar, tunggu dulu! Boleh tarik lagi!” begitu sahut-sahutan mereka saat kain dibentangkan.

Salah satunya Zahra (36) asal Tapanuli Utara yang menetap di Jakarta. Awalnya, dia ikut aksi damai untuk menyuarakan panggilan hatinya terhadap Palestina.

Rasa senangnya memuncak saat melihat ada aksi tarik ulos ini.

“Suka sekali, jadi kan biar enggak ada perbedaan. Karena berita Palestina kan cenderung jadi meluncur ke (konflik) agama. Dengan acara ini (tarik ulos) menunjukkan semua baik, bukan dari agamanya,” kata Zahra kepada Kompas.com.

Dia turut berharap agar seluruh masyarakat bisa lebih damai dan memperkuatkan persatuan.

“Jangan jadikan perbedaan jadi masalah,” ujar dia.

Hal senada juga disampaikan oleh Erlangga (28) asal Ciracas, Jakarta Timur. Dia mengaku terkejut akan adanya aksi ini.

“Jujur, kaget dan bangga, sih. Meski aku bukan orang Batak, tapi senang bisa ambil bagian untuk aksi-aksi yang bisa mempersatukan,” tutur Erlangga.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/06/09325481/membentangkan-1-kilometer-kain-persatuan-di-monas

Terkini Lainnya

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Megapolitan
Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Megapolitan
Mau Maju Pilkada Bogor, Sespri Iriana Dinasihati Jokowi Tidak Buru-buru Pilih Partai

Mau Maju Pilkada Bogor, Sespri Iriana Dinasihati Jokowi Tidak Buru-buru Pilih Partai

Megapolitan
Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk 'Busway' di Pluit, Kadishub: Bisa Ditilang dan Denda Rp 500.000

Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk "Busway" di Pluit, Kadishub: Bisa Ditilang dan Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke