JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) mengevaluasi sistem kerja Sodetan Ciliwung terkait penanganan banjir.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan pada saat hujan deras kemarin, pintu di Sodetan Ciliwung baru dibuka setelah air penuh. Hal tersebut akan dievaluasi.
"Jadi kalau bisa begitu air mengalir ke Kali Ciliwung, masuk ke sodetan. Kalau selama ini menunggu (air penuh) baru (pintu) dibuka dan dialiri," kata Heru di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Heru menjelaskan, Pemprov DKI bersama BBWSCC dan Dinas Sumber Daya Air telah kordinasi terkait rencana pembukaan pintu Sodetan Ciliwung saat hujan besar.
Nantinya, pintu Sodetan Ciliwung akan selalu dibuka untuk memindahkan aliran air dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Barat.
"Kemarin saya minta, sudah langsung kebagi dua aja," kata Heru.
Proyek sodetan Ciliwung sebelumnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (31/7/2023) pagi.
Pembangunan proyek ini memakan waktu selama 11 tahun hingga akhirnya bisa diresmikan.
Keberadaan sodetan Ciliwung tersebut dapat menyelesaikan masalah banjir di enam kelurahan.
Heru mengatakan, sodetan itu dapat memecah debit air Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT).
"Pertama, (Sodetan Ciliwung) sangat penting. (Fungsinya) membagi dan membelah (debit air) ke arah Ancol dan Manggarai," kata Heru dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Sodetan Ciliwung berfungsi mengalirkan sebagian air dari Ciliwung ke KBT saat debit air tinggi.
Dengan demikian, tidak semua air Ciliwung mengalir ke daerah hilir dan meluap ke permukiman warga.
"Sehingga sebelum ke sana (Manggarai dan Ancol), ini disodet ke Kanal Banjir Timur," tutur Heru.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/07/14244501/evaluasi-banjir-kemarin-heru-budi-minta-pintu-sodetan-ciliwung-selalu