Salin Artikel

Pemilik Lahan Pasang Tembok Beton di TPA Ilegal Pondok Ranji

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Area tempat pemrosesan akhir (TPA) ilegal di Pondok Ranji, Tangerang Selatan, bakal dipagari beton.

Pemasangan beton itu dilakukan oleh pemilik lahan agar tak lagi digunakan oknum tertentu sebagai tempat pembuangan sampah.

"Iya, lagi masang (pagar) beton. Itu pemiliknya yang masang. Satpol PP hanya mendampingi," kata Sekdis Satpol PP Kota Tangerang Selatan, Sapta Mulyana saat dihubungi, Rabu (15/11/2023).

Sapta mengatakan, pihaknya mendampingi pemilik lahan untuk memberikan pengawasan di lokasi. Sebab, pemasangan pagar beton itu dikhawatirkan bisa merusak penyegelan TPA ilegal tersebut.

"Jadi, kami tetap monitor pengawasannya," ucap Sapta.

Sapta menegaskan, jika sudah dipagar beton, oknum yang masih nekat menggunakan lahan itu untuk tempat pembuangan sampah akan berurusan dengan polisi.

"Itu nantinya urusannya sama pemilik dan polisi, unsurnya udah masuk ranah pidana lah. Kalau, kami menjaga murni terkait pelanggaran perdanya aja," kata Sapta.

Sebagai informasi, Satpol PP Tangerang Selatan telah menyegel TPA ilegal di Pondok Raji tersebut, Senin (30/10/2023).

Namun, penyegelan itu rupanya tak membuat aktivitas pembuangan sampah di TPA benar-benar berhenti.

Berselang seminggu penyegelan, ada satu truk pengangkut sampah yang memasuki lahan kosong itu. Truk itu mengangkut sampah dengan kapasitas overload yang ditutup terpal di atasnya.

Kendaraan itu menerobos garis kuning bertuliskan Satpol PP Tangerang Selatan, lalu membuang muatannya di bagian pojok area lahan tersebut.

Warga setempat sekaligus seorang yang pernah bekerja sebagai sopir truk pengangkut sampah bernama Sarmili (41) mengatakan, sampah yang dibuang di TPA ilegal itu bukan dari permukiman warga sekitar.

Namun, sampah tersebut berasal dari gedung perkantoran hingga hotel yang berada di pusat kota Jakarta.

Menurut dia, sampah-sampah yang dibuang di lahan kosong itu merupakan sampah basah.

"Saya sebelumnya kan pernah ikut kerja begitu, tapi cuma beberapa hari aja. Nah, ternyata sampah-sampah itu diambil dari Gedung Bursa Efek, Hotel Mulia terus Lotte. Itu ada juga sampah dari Bintaro, tapi yang sampah dari Bintaro sudah di-stop," kata Sarmili saat ditemui Kompas.com, Jumat (3/11/2023).

"Ini bukan sampah dari warga-warga sekitar, tapi kebanyakan dari Jakarta," tambah dia.

Sarmili mengatakan, aktivitas pembuangan sampah itu sudah berlangsung selama setahun lebih.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/15/15073761/pemilik-lahan-pasang-tembok-beton-di-tpa-ilegal-pondok-ranji

Terkini Lainnya

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke