Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Rosa Witarsa menyampaikan, tawuran berlangsung pada dini hari.
“Pukul 01.30 WIB kami dapat laporan warga bahwa ada tawuran di kolong Manggarai,” ujar Rosa kepada wartawan.
Usai mendapat laporan, Rosa segera mengirimkan Tim Patroli Perintis Presisi (TPPP) Polres Metro Jakarta Selatan untuk membubarkan massa.
Sesampainya di lokasi pukul 01.45 WIB, TPPP langsung membubarkan massa dengan memberikan tembakan peringatan.
“Kami langsung pukul mundur hingga pelaku tawuran meninggalkan lokasi,” tutur Rosa.
Dalam video yang diterima Kompas.com, massa langsung kocar-kacir saat TPPP menembakkan tembakan peringatan ke arah underpass Manggarai.
Mereka berlarian tanpa arah dan meninggalkan beberapa senjata tajam (sajam) di jalanan.
Rosa menyebut pihaknya mendapat beberapa jenis sajam yang tercecer di jalan saat membubarkan aksi tawuran.
“Kami temukan dua sajam berupa tombak dan celurit milik pelaku tawuran tercecer tepat di jalanan underpass,” kata Rosa.
Mendapat perlawanan
Rosa berujar, tim patroli kesulitan untuk menangkap pelaku tawuran karena mendapat perlawanan.
Pelaku disebut menghujani tim patroli dengan batu saat hendak ditangkap.
“Kami kesulitan untuk menangkap pelaku tawuran, karena kami saja disambitin pakai batu,” ungkap dia.
Berkait tawuran yang kembali pecah di Manggarai, hal ini tentu amat disesalkan.
Pasalnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan belum lama ini mengajak puluhan pelaku tawuran di Manggarai untuk gathering ke Cianjur, Jawa Barat.
Kegiatan tersebut dilakukan beberapa hari setelah tawuran antarkelompok pecah pada Oktober lalu.
“Sekitar satu pekan pascainsiden tawuran, kami duduk bersama tokoh masyarakat untuk mencari solusi. Di sana kami menyepakati diadakannya acara gathering untuk menggali akar masalahnya seperti apa,” ujar Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/11/2023).
Munjirin mengatakan, ada 58 pemuda Manggarai yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Ia memastikan seluruh pemuda yang ikut gathering merupakan pelaku tawuran antarkelompok yang terlibat insiden keributan pada 19 dan 21 Oktober 2023.
“Peserta merupakan (pelaku) yang terlibat (tawuran). Mereka berasal dari beberapa RW di sekitar Manggarai. Jadi alhamdulillah yang sebelumnya enggak pada kenal, sekarang sudah kenal semua,” tutur dia.
Setelah 58 pemuda itu berkumpul di Wisma Aset, Cianjur, Jawa Barat, mereka lantas diminta mengungkap alasan di balik insiden tawuran yang terjadi.
Berdasarkan pengakuan para pelaku, akhirnya ditemukan benang merah bahwa penyebab pecahnya dua tawuran di Manggarai ialah minimnya kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan.
Sebab, tak sedikit pelaku tawuran yang hanya memegang ijazah SMP dan SMA.
“Penyebabnya karena itu (tak ada pekerjaan). Jadi memang akar masalah tawuran itu karena yang lulusan SMP dan SMA ini belum bekerja,” ungkap Munjirin.
Setelah mendengarkan keluh kesah para pelaku tawuran yang kesulitan mendapat pekerjaan, Munjirin lantas mengadakan rapat bersama Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) guna mencari solusi.
Dari situ ditemukan solusi untuk menyalurkan para pelaku tawuran ke pelaku usaha di sekitar Manggarai.
“Kami ajak duduk bersama para pelaku usaha, mereka menyambut positif, tetapi mayoritas dari mereka meminta supaya anak-anak muda ini memiliki sertifikasi,” tutur Munjirin.
(Tim Redaksi: Dzaky Nurcahyo, Irfan Maullana, Nursita Sari)
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/28/12412751/saat-tawuran-di-manggarai-lagi-dan-lagi-terjadi-meski-pemkot-jaksel-sudah