Barang-barang di rumahnya pun ikut ludes dilalap si jago merah, tak sempat diselamatkan.
Saat kebakaran melanda permukimannya, Nurhasanah hanya memikirkan cara untuk menyelamatkan diri dan keluarga.
"Apinya cepat besar, enggak sempat selamatkan surat berharga, karena selamatkan anak-anak dulu," ucap dia saat ditemui di pengungsian, Minggu malam.
Nurhasanah bercerita, awalnya ia mendengar bunyi ledakan sebelum api membesar.
Warga Jalan Sawah Lio Gang 11 langsung berhamburan. Nurhasanah pun ikut panik dan langsung menyelamatkan anak-anaknya.
"Bunyi ledakan sekitar habis azan ashar. Saat itu enggak hujan ya, mendung," kata dia.
Karena titik api tak jauh dari rumahnya, Nurhasanah tak sempat menyelamatkan surat-surat berharga, termasuk ijazah anak-anaknya.
Ijazah SD hingga SMA sang anak ludes dilahap si jago merah.
"Padahal anak saya mau daftar kuliah. Ya Allah, enggak sempat selamatin ijazahnya," tutur Nurhasanah.
Tetangga Nurhasanah, Wati (47), juga tak sempat menyelamatkan barang berharga keluarganya.
Menurut Wati, api berasal dari sebuah kontrakan. Rumah kontrakan itu sering mengalami korsleting.
"Beda dua rumah dari rumah saya, itu kontrakan. Udah dibilangin kalau listriknya harus dibenerin, ya akhirnya kejadian begini kan," kata Wati.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/04/09025221/curhat-warga-jembatan-lima-korban-kebakaran-api-cepat-membesar-tak-sempat