BOGOR, KOMPAS.com - Penumpang KRL Jabodetabek bernama Nanda (25) mengatakan, kondisi kereta semakin sumpek karena padatnya penumpang di jam-jam kerja.
Namun, ia tidak punya pilihan lain selain harus berjuang setiap harinya berebut tempat di dalam KRL.
Nanda berdomisili di Bogor, sedangkan kantornya berada di ibu kota.
Jarak kantor yang cukup jauh membuat Nanda harus naik KRL setiap harinya.
“Enggak ada pilihan lain. Tapi kalau sumpek banget dan udah capek biasanya suka langsung bawa kendaraan pribadi saja,” ucap Nanda saat diwawancarai Kompas.com, Senin (29/1/2024).
Senada dengan Nanda, Suhendra (24) lebih memilih naik KRL dibanding transportasi lain.
Menurutnya, jarak tempuh ke tempatnya bekerja jauh lebih cepat jika naik KRL.
Meski kondisi KRL yang selalu berdesak-desakan, Suhendra masih mengandalkan moda transportasi satu ini selama empat tahun.
“Untuk KRL lebih mudah, kalau di motor lebih lama lagi waktunya. Belum macetnya di jalan,” ujar Suhendra.
Penumpang KRL lainnya Wafa (25), merasa tidak punya pilihan lain.
Dibanding menggunakan kendaraan pribadi, Wafa lebih memilih naik KRL karena tarif yang sangat terjangkau.
Selain itu, jarak tempuh KRL dari Bogor menuju Jakarta dinilai lebih cepat.
“Lebih milih KRL dibanding naik mobil sendiri ya. KRL murah banget meski jaraknya jauh, cepat jadi enggak takut macet,” tutur Wafa.
“Meski desak-desakan terus, ya mau gimana lagi, terima dulu saja,” lanjut Wafa.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/29/14292301/dilema-para-pekerja-di-ibu-kota-tetap-naik-krl-meski-harus-berdesak