Salin Artikel

Cerita Pemilik UMKM Binaan Jakpreneur, Diajari Promosi dan Sering Ikut Bazar

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah dispenser berisi cairan merah dan es batu menarik perhatian saat matahari sedang terik-teriknya di Bazaar Jakpreneur di Taman Ismail Marzuki (TIM), Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024).

Pemilik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bernama "Alika Food" itu segera berdiri dari duduknya dan menyambut Kompas.com saat menghampiri gerainya.

"Boleh, Kak. Ini es semangkanya enggak pakai gula," kata sang pemilik, Mega Murhatini (49).

"Berapa, Bu?" tanya Kompas.com.

"Rp 8.000 saja," jawab dia.

Tepat seperti apa yang dikatakannya, rasa es semangka itu pas.

Tidak terlalu manis, tetapi juga tidak terlalu hambar. Cocok diminum sebagai pelepas dahaga di tengah hari.

Setelah Kompas.com membayar, kami berbincang-bincang ringan.

Mega memulai usaha kuliner ini pada akhir 2018. Kala itu, ia mendapat rekomendasi dari tetangganya untuk bergabung dengan Jakpreneur.

"Enggak semuanya bisa berdagang di rumah. Waktu gabung Jakpreneur tahun 2018 itu enggak lama pandemi. Di Jakpreneur, ada bazar-bazar, jadi ada medianya (untuk berjualan)," tutur Mega.

Ia bersyukur bisa mendapat pembinaan, mulai dari hard skill, soft skill, hingga bantuan alat. Sebab, bantuan alat itu membuatnya hemat anggaran hingga Rp 5 juta.

"Modal awal sekitar Rp 5 juta. Kalau betul-betul pakai alat itu enggak cukup Rp 10 juta. Misalnya, untuk gerobak, tenda, dan lain-lain itu (biayanya) lebih dari Rp 10 juta," ujar dia.

Selain itu, salah satu pembinaan yang berkesan baginya adalah kelas untuk mengedit media promosi.

"Contohnya diajarin ngedit media untuk promosiin jualan kami. Mereka menyediakan tutornya, kami coba," celetuk dia, semringah.

Mega juga merasa bisa mendapat lebih banyak teman dengan berjualan melalui bazar. Biasanya, ia berbagi tenda dengan pedagang UMKM lain.

"Paling berkesan itu kebersamaan sama pedagang lain. Kalau ada apa-apa saling menguatkan," ucap Mega.

Terpaksa kurangi ukuran per porsi

Selain es semangka, Mega menjual nasi bakar berbagai varian seharga Rp 12.000 dan macaroni schotel seharga Rp 30.000.

Di tengah gempuran harga besar yang melonjak di sana-sini, Mega juga menjadi salah satu korbannya.

Ia mengeluhkan harga beras yang mahal.

Sebab, jika biasanya hanya sekitar Rp 10.000-11.000 per kilogram, kini dia harus mengeluarkan uang sebesar Rp 14.000 untuk satu kilo.

Mega tak merinci berapa kilogram yang dia butuhkan untuk sekali berjualan.

Pasalnya, ia tidak mematok berapa porsi yang harus disiapkan untuk setiap bazar.

"Enggak bisa ditentukan, menyesuaikan di lapangan. Lihat dulu peserta dan segmentasi pasarnya," tutur dia.

Untuk tetap mempertahankan dagangan dan pelanggannya, Mega memilih untuk mengurangi porsi ketimbang menaikkan harga.

Sebab, dia tak ingin pelanggannya berkurang.

"Menyiasatinya ya dengan mengurangi ukuran, daripada menaikkan harga," tutur ibu empat anak sambil tersenyum miris.

Menurutnya, omzet kotor makanan tidak terlalu besar. Dia tidak merinci jumlahnya secara spesifik, tetapi besarannya di bawah Rp 1 juta.

Berbeda dengan minuman. Jika menjual minuman berbagai rasa, ia bisa untung hingga jutaan rupiah.

"Yah kalau minuman sekitar Rp 2,5 juta kotor. Kalau makanan di bawah Rp 1 juta," kata Mega.

Kendati demikian, Mega mencoba untuk tidak terlalu mempersoalkan banyaknya pembeli yang datang setiap kali berdagang di bazar.

Prinsipnya saat berdagang adalah untuk menikmati proses saat berjualan. Menurut dia, rezeki akan datang saat hati senang.

"Kalau bukan rezeki saya ya rezeki orang lain. Enjoy aja mau seperti apa. Bisa saja kalau siang hari pembeli datang sedikit, tahu-tahu malamnya bisa aja dapat rezeki," ujar Mega.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/27/05030071/cerita-pemilik-umkm-binaan-jakpreneur-diajari-promosi-dan-sering-ikut

Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan Bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan Bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke