Salin Artikel

Cerita Warteg Sukirno "Digempur" Tingginya Harga Beras, tapi Tetap Bermurah Hati ke Pelanggan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kegagalan pemerintah menurunkan harga beras berdampak langsung ke rakyat kecil, tak terkecuali pengusaha warteg bernama Sukirno (40) dan sang istri Siska (39).

Sejak satu bulan terakhir, keduanya berjuang keras mempertahankan usaha mereka yang dilabeli Warteg Johar Baru Delly. Letaknya di Jalan Maisonet Blok A No 6, RT 002/RW 04, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Terbaru, ia membeli satu karung berisi 50 kilogram beras dengan harga yang bikin pasutri itu mengelus dada ditambah geleng-geleng kepala, yakni Rp 800.000.

"Padahal sebelumnya Rp 600.000, terus naik kadang Rp 725.000, kadang Rp 750.000 Mentoknya di Rp 800.000. Itu untuk yang pulen," ujar Sukirno saat dijumpai di sela melayani tamu, Kamis (29/2/2024). 

Atas alasan itu, Sukirno beserta sang istri terpaksa tidak membeli dua karung beras seperti biasanya. Mereka hanya membeli satu karung saja karena "berat di kantong."

Tak hanya beras, harga komoditas lain juga turut melonjak. Sebagai contoh, satu kilogram telur yang sebelumnya Rp 26.000 kini naik menjadi Rp 30.000-31.000.

“Itu di Pasar Johar Baru, di pasar lain juga sama,” celetuk Sukirno.

 

Tak ingin naikkan harga

Di tengah gempuran lonjakan harga bahan pangan, Sukirno dan Siska memilih mengorbankan diri. Mereka sepakat untuk tidak menaikkan harga di warung makannya. Mereka tak ingin kehilangan pelanggan. 

Pasutri itu memprediksi, apabila harga naik Rp 1.000 saja, pelanggan bakal protes, bahkan tidak akan kembali lagi.

"Harga beda Rp 1.000 saja, langsung enggak mau datang lagi. Padahal ini di tempat saya sudah lumayan murah dibandingkan warteg lain," ujar Sukirno.

"Gorengan saja di saya Rp 1.000 semua. Ada bakwan, tempe, tahu, Kalau di warteg lain bisa Rp 1.500 atau Rp 2.000," cerocos dia.

Jadi, tak jadi masalah bagi Sukirno dan Siska keuntungannya jadi berkurang. Asalkan, pelanggan tetap setia makan di warungnya.

Bahkan, Sukirno mengatakan, seringkali ia bermurah hati ke pelanggannya, khususnya para pekerja bangunan.

“Kalau minta nasi saya tambahin, enggak saya hargain. Bahkan kalau kuli proyek langsung saya tambahkan (porsinya) sebelum dia minta,” tutur dia.

 

Pendapatan pas-pasan

Di balik kebaikan itu, Sukirno dan Siska berupaya untuk bertahan hidup dengan pendapatan yang pas-pasan. Lantaran, pemasukan mereka sehari-hari hanya cukup untuk keperluan umum.

“Kalau sebelum Covid-19 (pendapatan) sehari bisa Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta. Akhir-akhir ini malah hanya Rp 1,3 juta. Kadang 1,5 juta, atau kadang juga Rp 1 juta,” papar Sukirno.

Siska menimpali, sembari meringis,”Paling buat belanja, sekolah, listrik, air. Buat (bayar) kontrakan agak susah.”

“Nah, buat makan saja. Buat simpenan (nabung) agak susah,” tutur Sukirno.

Mereka pun berharap, harga bahan pangan bisa kembali normal seperti semula.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/01/08532481/cerita-warteg-sukirno-digempur-tingginya-harga-beras-tapi-tetap-bermurah

Terkini Lainnya

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke