JAKARTA, SELASA - Ketidaktegasan pemerintah dalam menyikapi aspirasi warganya sehingga terjadi insiden memalukan di Monas, (1/6) kemarin, membuat umat Islam menjadi saling berhadap-hadapan. Hal ini, bila tidak disikapi pemerintah secara cepat, dan tegas tak menutup kemungkinan akan menjadi konflik yang berkepanjangan.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan prihatin atas situasi seperti ini. Melalui Wakil Ketua Umum DPP PPP, Chozin Chumaidy, menghimbau kepada semua kader PPP di seluruh Indonesia untuk tidak ikut-ikutan, terpancing dengan suasana yang terjadi saat ini.
"Ummat Islam harus mampu mengendalikan diri untuk tidak terprovokasi dan melakukan permusuhan antar ummat itu sendiri. Mari, kita perkokoh ukuwah Islamiah. Rasulullah SAW bisa marah," kata Chozin secara khusus kepada Persda Network, Selasa (3/6).
"Rasulullah pasti marah melihat keadaan ummat Islam di Indonesia. Untuk itu, saya serukan kepada seluruh kader PPP se Indonesia untuk tidak melibatkan diri,tetap tenang saja tidak terpancing untuk ikut saling bermusuhan," Chozin Chumaidy menyerukan.
Beberapa sayap PPP yang tercatat resmi adalah, Angkatan Muda Ka'bah (AMK), Gerakan Pemudah Ka'bah (GPK), GMPI serta GMII. Chozin menambahkan, kader PPP sebisa mungkin untuk menenangkan sesama ummat yang kini saling bermusuhan serta ikut menegakkan ukuwah Islamiah dengan kokoh.
"Dan bagi pemerintah, kami menghimbau untuk secepatnya, bersikap tegas kepada aliran Ahmadiyah agar tidak terjadi konflik horizontal yang lebih luas di masyarakat.Pemerintah memiliki otoritas mengatur dan menjaga ketentraman dan kedamaian di masyarakat," harap Chozin.
"Pemerintah terkesan tak berani.Padahal, masalah Ahmadiyah sudah jelas tinggal mengeluarkan SKB 3 Menteri. Apalagi, dari Kejaksaan Agung sudah dan dari MUI yang memiliki otoritas dalam hal ini juga sudah jelas sikapnya. Segeralah, keluarkan sikap resmi terhadap Ahmadiyah," tandas Chozin Chumaidy, politisi PPP asal Jawa Barat ini. (Persda Network/yat)