Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolera Tewaskan Ratusan Warga Pedalaman Papua

Kompas.com - 30/07/2008, 14:31 WIB

JAYAPURA, RABU - Gereja Kristen Injili (GKI), Gereja Katholik, dan Gereja Kingmi di Tanah Papua prihatin atas meninggalnya 172 orang penduduk Lembah Kamuu di pedalaman Papua, tepatnya di Distrik Monemani, Kabupaten Paniai, akibat wabah penyakit kolera dan muntaber sejak 6 April 2008 hingga kini.

"Kondisi masyarakat di Lembah Kamuu itu kini sudah sangat memprihatinkan," kata Pendeta Benny Giay dari Sekretariat Keadilan Perdamaian Keutuhan Ciptaan (KPKC) Sinode Kingmi Papua dalam jumpa pers bersama Sekretariat Keadilan Perdamaian (SKP) Keuskupan Jayapura, Br J Budi Hernawan, OFM dari SKP Keuskupan Timika Fr Saul Wanimbo Pr, dan KPKC Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua Pdt Dora Balubun S.Th di Jayapura, Rabu (30/7).

Ia mengatakan wabah kolera dan muntaber yang menyerang penduduk dewasa dan anak-anak itu membuat banyak warga meninggal dunia, namun sampai sekarang belum ada tindakan nyata dari Pemerintah Provinsi Papua maupun pemkab Paniai yang melakukan pencegahan maupun turun lapangan untuk mengecek wabah tersebut.

Hal itu, katanya, membuat warga masyarakat menuding adanya wabah itu merupakan upaya pihak tertentu untuk membasmi penduduk asli Papua sehingga masyarakat akhirnya beranggapan wabah ini sengaja dibiarkan untuk memusnahkan penduduk asli Papua.

"Akibatnya, masyarakat pribumi melakukan aksi perusakan rumah-rumah penduduk, khususnya saudara-saudara mereka sendiri yang bukan penduduk asli Papua karena mensinyalir kasus kematian warga itu segaja dibuat kaum pendatang untuk memusnahkan orang asli Papua," katanya.

Ia mengatakan kasus kematian warga di Lembah Kamuu itu membuat pihaknya melayangkan surat kepada Gubernur Papua Barnabas Suebu pada 14 Juli lalu guna meminta audiensi sekaligus melaporkan kejadian tersebut, namun Pemprov Papua belum mau menerima gereja dengan alasan harus menunggu sampai Gubernur selesai melakukan kegiatan Turun Kampung (Turkam) pada tanggal 31 Juli 2006.

Dengan alasan itu, katanya, kalangan gereja di Papua menilai Gubernur Suebu lebih mementingkan kegiatan turkam dibanding memperhatikan masyarakat yang saat ini terus meninggal akibat penyakit kolera dan muntaber.

Menurut Pdt Benny Giayai, Gubernur Papua seharusnya memprioritaskan kasus meninggalnya ratusan penduduk di Lembah Kamuu itu dengan menugaskan Tim Kesehatan yang dipimpin Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk mengecek wabah yang merenggut ratusan korban jiwa itu.

"Saya khawatir dengan tidak adanya perhatian dari Gubernur Papua terhadap wabah penyakit yang menyerang penduduk di Lembah Kamuu itu akan membuat masyarakat setempat semakin marah dan menyerang penduduk pendatang yang ada di daerah tersebut," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com