Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Plastik Perlu Diolah Kembali

Kompas.com - 15/08/2008, 03:00 WIB

Matahari sudah meninggi saat Jajang (20) mulai memilah potongan- potongan barang bekas berbahan dasar plastik yang berserakan di dekat tempat duduknya. Beralaskan helm yang sudah pecah, Jajang memasukkan potongan yang sudah dipilihnya ke dalam sebuah mesin penghancur yang digerakkan oleh sebuah mesin diesel.

Suara bising dari mesin diesel dan suara gemeretak plastik yang dihancurkan pun berbaur dan mewarnai suasana pagi di tempat pengolahan sampah plastik yang terletak di Jalan Purbasari, Kelurahan Cisaranten, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat, tersebut.

Saat potongan plastik dilumat oleh gerigi mesin penghancur, tak jarang serpihan-serpihan plastik terlempar ke udara dan mengempas ke wajah Jajang. Meskipun berisiko terhirup ataupun melukai mata, dalam menekuni pekerjaan yang sudah dijalaninya sejak tiga bulan lalu tersebut, ia tidak pernah mengenakan alat pelindung mata dan penutup hidung. ”Sudah terbiasa,” ujarnya.

Agar plastik lebih mudah dihancurkan, diperlukan aliran air saat proses penghancuran berjalan. Campuran air dan biji plastik hasil olahan mesin penghancur selanjutnya disaring untuk memperoleh biji plastik dengan diameter rata-rata 1 sentimeter yang siap dikemas.

Proses pengolahan plastik di tempat itu juga dijalani oleh Wawan (19) dan Asep (20). Asep bertugas membongkar barang-barang yang akan dihancurkan serta memindahkan keluaran mesin penghancur. Adapun Wawan bertugas meniriskan serta mengemas plastik hasil olahan mesin penghancur ke dalam karung. Upah sebesar Rp 25.000 pun menjadi sesuatu yang selalu dinanti di pengujung hari.

Sebanyak delapan kuintal biji plastik dapat dihasilkan di tempat tersebut setiap hari. Selanjutnya, biji plastik yang dijual dengan harga Rp 3.000 per kilogram tersebut disalurkan ke sejumlah pabrik di Kota Bandung. Menurut Asep, biji plastik tersebut selanjutnya dilebur dan dibentuk kembali menjadi berbagai macam barang berbahan plastik, seperti ember dan gayung.

Dibutuhkan waktu ratusan tahun untuk mengurai sampah plastik yang dipendam di dalam tanah. Melalui tangan mereka, sampah plastik dapat diolah menjadi bahan yang bisa dipergunakan kembali. (Ferganata Indra Riatmoko)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com