Pulang Mudik, Rumah Rata dengan Tanah...

Laporan Wartawan Kompas.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, MINGGU - Penggusuran atas lahan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pedongkelan, Jakarta Timur, menyisakan kesal di hati Muhammad. Sepulang dari mudik ke kampung halaman di Cirebon, Jawa Barat, ia menjumpai rumah kontrakannya sudah rata dengan tanah.

Memang, rumah itu bukan miliknya. Tapi, bertahun-tahun sudah ia tinggal dikontrakan yang disewanya Rp125.000 per bulan. Yang lebih menyesakkan, barang-barang miliknya banyak yang raib. "Waktu gusuran saya enggak di rumah, barang-barang entah ke mana. Banyak yang hilang," kata Muhammad saat ditemui di lokasi penggusuran, Minggu (5/10).

Barang-barang miliknya yang hilang berupa 3 tabung gas 3 kilogram, sepeda, alat-alat rumah tangga dan rice cooker. Demikian pula pakaian-pakaian dan buku sekolah anaknya, tak ada yang tersisa. "TV udah kebanting-kebanting, rusak semua. Bukan cuma saya, karena banyak juga yang lagi mudik, pas rumah dibongkar," kisah penjual ketoprak ini.

Bapak satu anak inipun bingung, bagaimana kelanjutan sekolah anaknya, Fitrianto yang duduk di kelas 2 SD Hang Tuah VIII. Tanggal 13 Oktober, anaknya sudah harus kembali masuk sekolah, sementara perangkat keperluan sekolah tak ada yang tersisa. "Tinggal seminggu lagi, modal jualan saya aja nggak ada. Nggak taulah mau ke mana, mau gimana. Liat nanti," katanya.

Kini, Muhammad dan 14 KK yang merupakan anggota keluarganya memilih masih bertahan di lahan gusuran. Mereka, membangun sebuah dipan dari kayu yang tersisa dengan atap terpal seadanya. Rencananya, ia akan mencari kontrakan lain dengan harga yang sama murahnya dengan kontrakan yang telah rata dengan tanah.