Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Tabung Kembar Empat Lahir di Purwakarta

Kompas.com - 01/11/2008, 12:01 WIB

Rp 50 juta

Program bayi tabung ini sudah ada di beberapa rumah sakit milik pemerintah, baik di Jakarta, Bandung, maupun Surabaya. Di Bandung, kata Didit, biaya untuk mengikuti program bayi tabung saat itu sekitar Rp 50 juta. Dana sebesar itu dibutuhkan mulai dari konseling hingga proses penanaman embrio. "Berhasil enggak berhasil ya ongkosnya segitu. Kalau ternyata gagal di tengah jalan, ya harus mulai dari awal lagi kalau memang masih berminat," katanya.

Secara medis, sel telur dan sperma diambil sesuai kebutuhan. Proses pembuahan dilakukan di luar rahim. Embrio yang terbaguslah yang kemudian dipilih untuk ditanamkan ke rahim sang ibu. Soal berapa embrio yang hendak ditanam, kata Didit, dilakukan sesuai perjanjian. Biasanya, empat embrio saja belum tentu bertahan. "Karena itu, kami kaget campur senang sewaktu tahu keempatnya ternyata berhasil," katanya.

Sama saja

Dokter ginekologi dr H Abdul Radjak SpOg menganggap peristiwa bayi tabung kembar empat adalah normal. "Kemungkinan bayi tabung kembar dua, tiga, atau empat itu mungkin saja, sama seperti kandungan natural," ujarnya saat dihubungi semalam. Ia mengatakan, prinsip pembuahan bayi tabung dan pembuahan kehamilan normal sama saja. Yang membedakannya hanya pertemuan sperma dan sel telur terjadi di luar rahim.

Dokter di RS MH Thamrin ini menjelaskan, anak kembar bisa terjadi akibat pembelahan sel telur secara individual. "Saya kurang tahu rasio kembar empat, kalau tidak salah, 1 banding 1 juta kelahiran. Nah, kalau bayi tabung kan baru sekitar ribuan kali dilakukan di Indonesia sehingga kembar empat bayi tabung sangat jarang," ujarnya. (chi/sab)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com