Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SMP Obral Kegadisan

Kompas.com - 28/12/2008, 07:22 WIB

Terbongkarnya jaringan pelajar panggilan ini berawal dari telepon genggam yang dimiliki IS terlihat oleh salah seorang gurunya. "Telepon itu harganya di atas Rp 4 juta. Sangat mencurigakan anak SMP sudah memiliki hp semahal itu," kata Yana. Guru yang curiga dengan hal itu, lalu memanggil IS dan memeriksa telepon seluler tersebut. Dan di dalamnya ternyata terdapat beberapa pesan singkat yang mengajak IS untuk berkencan. Dari situ kemudian diperoleh beberapa nama siswi lainnya.

"Awalnya, para guru tidak langsung percaya. Sebab, bisa saja IS asal menyebut nama," papar Yana. Lalu untuk membuktikannya, seorang guru berpura-pura menjadi pria hidung belang dan mengajak salah satu siswi itu untuk bertemu dan berkencan. Tanpa diduga, siswi itu datang ke tempat yang dijanjikan.

Selain menyamar sebagai pria hidung belang, guru yang lain juga sengaja ikut dalam sebuah razia yang diadakan Satpol PP DKI. Dari hasil razia beberapa PSK yang tertangkap ternyata siswi SMP. Mencuatnya kasus ini membuat IS malu dan memutuskan untuk berhenti sekolah. ABG yang memiliki tubuh tinggi dan sintal ini, jika berdandan mirip perempuan dewasa berusia di atas 19 tahun.

Sementara itu, para orangtua murid yang memiliki anak yang bersekolah di SMP tersebut mendesak agar kasus ini menjadi perhatian pemerintah dan kepolisian. "Kami ingin agar mucikarinya ditangkap dan dihukum yang setimpal. Karena kalau tidak ada orang yang merayu atau memerintahkannya, para pelajar itu tidak mungkin bisa menjadi penjaja seks," kata Yani, salah seorang ibu yang anaknya bersekolah di SMP tersebut.

Yani menuturkan, jika mucikarinya tidak segera ditangkap, bukan tidak mungkin akan ada korban-korban lainnya. "Sekolah dan orangtua tidak mungkin bisa mengawasi anak selama 24 jam," ujarnya. Sementara itu, Agung S, guru pendidikan jasmani sekolah tersebut, menolak memberi keterangan. Agung yang ditemui di gedung sekolah mengatakan tidak memiliki kewenangan untuk berbicara.

"Tunggu kepala sekolah saja. Atau kepada guru yang menangani kasus itu," tuturnya. Agung juga mengatakan kebenaran kasus tersebut perlu diselidiki lagi. Sebab, katanya, yang tahu persoalannya dengan utuh adalah para siswi dan guru yang menangani masalah ini. "Kalau menurut saya tidak benar berita itu," tuturnya.

Pihak Dinas Pendidikan Dasar DKI juga mengaku belum mengetahui kasus tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI Sukesti Martono mengatakan akan menyelidiki kebenarannya. Pihak kepolisian juga menyatakan hal yang sama. Kepala Unit Perlindungan Anak dan Perempuan Ajun Komisaris Sri Lestari mengatakan akan menelusuri kasus tersebut. (tos)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com