Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Rumah Terendam karena Rob

Kompas.com - 13/01/2009, 17:41 WIB

INDRAMAYU, SELASA — Ombak pasang setinggi 3 meter yang terjadi Selasa (13/1) siang mengakibatkan lebih dari 200 rumah di Desa Eretan Kulon dan Eretan Wetan terendam banjir setinggi 50-70 sentimeter. Rendahnya serta rusaknya break water yang membatasi permukiman desa dengan laut merupakan penyebab terjadinya banjir.

Rob atau banjir karena air pasang di Desa Eretan Kulon Blok Kibuyut, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, sudah terjadi sejak hari Minggu (11/1). Namun, rob yang terjadi pada Selasa siang, pukul 10.00-11.00, merupakan yang terparah selama tiga hari. Sebabnya, ketinggian gelombang mencapai 3 meter, bahkan melebihi break water yang terletak berimpitan dengan permukiman penduduk.

Akibatnya, banjir yang menggenangi rumah-rumah warga lebih tinggi dari hari biasanya. "Kemarin banjirnya hanya semata kaki, tadi siang sudah selutut," ujar Kasila (28) sambil menunjuk lututnya.

Banjir mulai surut sekitar pukul 14.00, setelah warga membuka lebih lebar saluran pembuangan air yang langsung menuju ke laut. Sebelumnya, saluran itu tersumbat sehingga air yang masuk karena hempasan ombak setinggi 3 meter—melebihi tinggi break water yang hanya 1 meter—sulit keluar.

Asim (38), seorang warga, mengatakan, tinggi air pasang lebih dari 2 meter, dan melebihi tembok break water. Rumah-rumah yang paling dekat dengan laut langsung kebanjiran.

Sekitar pukul 15.00, genangan air masih tersisa sekitar 20 cm. Warga berinisiatif membuat tanggul-tanggul darurat dari lumpur di depan pintu rumahnya untuk mencegah rob masuk ke dalam rumah.

Camat Kandanghaur Aris Tarmidi mengatakan, sekitar 140 rumah di Desa Eretan Kulon terendam, dan 198 rumah di Eretan Wetan juga tergenang rob. Namun, yang parah di Blok Kibuyut, Desa Eretan Kulon.

Untuk sementara, bantuan yang telah disiapkan adalah dapur umum, obat-obatan, dan tenda darurat untuk menampug warga yang akan mengungsi. "Sampai sekarang belum ada warga yang mau mengungsi. Mereka masih bertahan di rumah masing-masing," kata Aris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com