Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beasiswa Pendidikan Rp 100 Juta, Adakah?

Kompas.com - 24/02/2009, 14:11 WIB

JAKARTA, SELASA — Banyaknya bentuk penipuan berbau beasiswa pendidikan mengakibatkan banyak orangtua mengurungkan niat si anak untuk menerima beasiswa yang sebenarnya legal.

Demikian dijelaskan Anis Baswedan, Rektor Universitas Paramadina saat menandatangani bantuan beasiswa pendidikan dengan Mien R Uno Foundation di Jakarta, Selasa (24/2). "Orangtua dari anak penerima beasiswa ada yang tidak percaya. Beasiswa! Rp 100 juta, beasiswa dari mana. Apa ada?" katanya.

Sejak awal 2008, Universitas Paramadina bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain dalam memberikan beasiswa pendidikan tingkat lanjut sebesar Rp 100 juta kepada 256 lulusan SLTA, yang diambil dari 1.200 kontestan di seluruh Indonesia.

"Ada kriteria khusus pagi penerima beasiswa, seperti nilai yang baik secara akademik, punya aktivitas keterlibatan pada masyarakat, punya ide dan gagasan, memiliki kemampuan unik dan khusus," tandasnya.

Proses seleksi, ditegaskan Anis, melalui pengisian formulir aplikasi, membuat 16 halaman esai berisikan tentang kehidupan mereka, prestasi dan harapan ke depan.

"Jadi kita menilai seorang anak itu bukan dari ujian 1-2 jam. Karena akan miss leading. Dengan melihat track record dari SD-SMA berupa penjabaran prestasinya, berikut pandangan ke depan. Dari sini bisa dilihat spend waktu mereka dalam 10 tahun ke depan," ujar Anis.

Selain itu, Anis juga menerapkan sistem jemput bola untuk merekrut calon penerima beasiswa. "Setiap kota kami mengirimkan utusan dan juga dosen untuk memperkenalkan apa sih Paramadina Fellowship sekaligus proses seleksi lewat jalur wawancara," terangnya.

Ke depan, Anis mengharapkan kegiatan beasiswa ini terus berlangsung. Tahun ini adalah angkatan kedua Paramadina Fellowship.

Inovanti Pujirahayu (20), penerima beasiswa asal Semarang mengaku, pemberian bantuan beasiswa sebesar Rp 100 juta diberikan bertahap dalam dua kali urunan. "Rp 1 juta untuk biaya hidup per bulan ditambah Rp 1 juta untuk biaya pembelian buku, sementara biaya kuliah dan SKS gratis. Total Rp 100 juta," kata Inov, demikian ia biasa dipanggil, yang mengambil jurusan Psikologi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com